Kronologi 77 Siswa SMP Dipaksa Makan Kotoran Manusia oleh Kakak Kelas

fin.co.id - 26/02/2020, 10:25 WIB

Kronologi 77 Siswa SMP Dipaksa Makan Kotoran Manusia oleh Kakak Kelas

MAUMERE- Sebanyak 77 siswa SMP kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa di Maumere Ibu Kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipaksa makan kotoran manusia. Berdasarkan keterangan pers dari pihak sekolah, diceritakan, kejadian ini terjadi pada hari Rabu 19 Februari 2020 lalu sekitar pukul 14.30 dan 15.00.

Bermula ketika salah seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiri pada sebuah kantong pelastik. Kotoran itu selanjutnya disembuyikan di sebuah lemari kosong di kamar tidur unit Bina SMP Kelas VII sekitar pukul 14.00. Setelah makan siang, sdua orang kaka kelas XII yang ditugaskan untuk menjaga kebersihan Unit kelas VII, menemukan kotoran tersebut.

Mereka kemudian mengumpulkan para siswa kelas VII di asrama untuk dimintai informasi tentang kotoran tersebut. Namun para siswa tidak ada yang mengakui. Berkali-kali kakak kelas meminta kejujuran dari adik-adiknya tetapi mereka tidak mengakuinya," tulis keterangan itu.

Akhirnya karena marah, salah seorang kaka kelas mengambil kotoran terbut dengan sendok makan lalu menyentuh kotoran tersebut pada bibir atau lidah. Perlakuannya berbeda pada masing-masing anak.

Selanjutnya kaka kelas meminta supaya peristiwa tersebut dirahasiakan dari para pembina dan para orang tua siswa. Peristiwa itu baru diketahui para pembina pada Jumat 21 Februari 2020 dari salah satu siswa kelas VII yang datang bersama dengan orang tuanya unutk melaporkan kejadian tersebut.

Menyikapi laporan tersebut para pembina memanggil siswa kelas VII dan kedua kaka kelas tersebut untuk dimintai keterangan.

BACA JUGA: Lembaga Antikorupsi Malaysia Nimba Ilmu di KPK

Selanjutnya pada hari Selesa 25 Februari 2020 pukul 09.00 sampai 11.15 para pembina dan para orang tua kelas melakukan pertemuan bersama yang menghadirkan seluruh siswa kela VII dan kedua kaka kelas tersebut.

"Para orang tua juga menyayangkan paristiwa dimaksud sambuil berharap kejadian tersebut tidak terulangh kembali, maka pihak seminari memutuskan untuk mengeluarkan keduanya dari Seminari Maria Bunda Segala Bangsa," tulisnya.

"Sementara itu para siswa kelas VII juga dibuat pendamping dan pendekatan lebih lanjut oleh para pembina unutk memulihkan mental dan menghindari trauma," pungkas pihak sekolah.

Pihak Sekolah Seminari Bunda Segala Bangsa juga meminta maaf atas kejadian tersebut. Terutama bagi para orang tua siswa.

"Dengan rendah hati kami pihak Seminari St Maria Bunda Segala Bangda Maumere menyampaikan permohonan maaf sedalam-dlamnya kepada semua pihak teristimewa kepada orang tua dan keluarga para siswa kelas VII atas peristiwa dan kejadian tersebut.

"Bagi kami peristwa ini sebuah pelajaran unutk melakukan pembinaan secara lebih baik," tutupnya. (dal/fin)

Admin
Penulis