NEW DELHI- Setidaknya 19 orang dilaporkan tewas dalam bentrok yang terjadi antara ummat Hindu dan Muslim di India. Pemicu bentrokan ini, beralwa dari aksi protes terjadap undang kewarganegaraan yang baru.
Di mana undang-undang itu memberikan izin untuk memberikan status kewarganegaraan terhadap Imigran yang menerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan. Namun, UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya. Tetapi bagi Muslim tidak.
"Ada 15 pasien dalam kondisi kritis," kata pejabat rumah sakit dari Rumah Sakit Guru Teg Bahadur dukutip Reuters, pada Rabu (26/2). Dia menambahkan total 19 orang kini meninggal di rumah sakit itu.
Polisi menggunakan sempat menggunakan gas air mata, granat asap dan pelet, untuk membubarkan kerushan yang terjadi. Namun itu tidak menghentikan massa antara Hindu dan Muslim yang saling balas melempar batu.
Sebuah Masjid Ashok Nagar Delhi dibakar oleh para pelaku yang tidak dikenal. Menurut laporan media setempat, masjid saat itu dikelilingi oleh massa yang meneriakkan slogan-slogan ultranasionalis sambil memasang “Bendera Hanoman” di bagian atas masjid.
Dua wartawan India diduga diserang oleh massa tersebut ketika mereka sedang meliput masjid yang terbakar, seperti yang dilaporkan The Week.
Dilaprokan Reuters, gerombolan massa memegang tongkat, pipa dan batu berjalan di jalan-jalan di bagian timur laut Delhi pada hari Selasa. Awan asap hitam mengepul dari pasar ban yang telah dibakar di daerah itu.
Ketegangan di beberapa bagian kota semakin tinggi. Sekolah-sekolah telah ditutup. Setidaknya lima stasiun kereta metro juga itu ditutup. (dal/fin)
This is the real face of secular India. Mosques and houses of Muslims are burning in Delhi right now. #DelhiRiots pic.twitter.com/0QatqTABAI
— Ihtisham Ul Haq (@iihtishamm) February 25, 2020