Startup Sektor Pendidikan Didorong Jadi Unicorn

fin.co.id - 24/02/2020, 13:35 WIB

Startup Sektor Pendidikan Didorong Jadi Unicorn

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Tahun ini, pemerintah mengharapkan ada tiga hingga lima perusahaan rintisan atau startup bisa menjadi unicorn. Salah satunya, startup pada sektor pendidikan.

Menteri Riset, Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan adanya tambahan startup tersebut, maka jumlahnya tahun ini akan semakin bertambah.

"Tahun ini kita harapkan ada tambahan tiga sampai lima lagi," kata Bambang ditemui di Jakarta, Sabtu (22/2).

Menurut Bambang, ada peluang untuk masuk ke unicorn yakni di sektor on-demand dan platform dagang, juga sektor pendidikan maupun kesehatan.

Saat ini, Indonesia memiliki empat perusahaan rintisan yang menembus tingkatan unicorn, yaitu Bukalapak, Tokopedia, Traveloka dan yang terbaru platform pembayaran digital OVO.

Terpisah, Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema menilai memang pertumbuhan startup digital sulit untuk dicegah. Hal itu merupakan arah positif selama bagaimana visi mulai dalam memajukan pendidikan itu yang perlu dikedepankan.

Karena dengan startup siswa menjadi dimudahkan dalam proses belajar di serba digital saat ini. Meski begitu, para siswa harus terjangkau untuk mengakses fitur-fitur secara gratis. "Anak-anak muda perlu punya visi keadilan sosial," kata dia.

Dia juga mendorong pembuatan startup di sekolah-sekolah yang melibatkan langsung antara guru dan murid. Hal ini akan sangat efektif sebab antara guru dan murid sudah saling mengenal dan mengetahui soal pelajaran yang akan dibahas. "Juga perlu diingat adalah penanaman karakter," ucap dia.

Seiring dengan kemajuan digital, Doni mengingatakan, pemerintah harus fokus pendidikan di Indonesia dikembangkan agar benar-benar bisa maju, dan menyaingi negara-negara. "Kita jangan kalah dengan singapura, Korsel maupun Jepang," ujar dia.

Salah satu startup rintisan teknologi pendidikan, adalah bernama Ruangguru. Saat ini, memiliki sejumlah strategi ekspansi untuk menjadi unicorn.

Strategi yang dimaksud meliputi peluncuran lini bisnis baru di bidang vokasi, pengembangan fitur yang baru, pemasaran yang masif, menghimpun pendanaan dari investor, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), hingga rencana ekspansi ke luar negeri.

Founder & CEO Ruangguru, Belva Devara menyatakan selama lima tahun terakhir, layanan Ruangguru telah melayani lebih dari 15 juta pelajar dan 300 ribu guru di eseluruh Indonesia. Aplikasi Ruangguru juga memperoleh rating tertinggi untuk aplikasi belajar di Google Playstore, dengan rating 4,7 dari 5.

“Saat ini Ruangguru fokus menghadirkan pendidikan melalui guru-guru berkualitas,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Ruangguru telah mendapatkan pendanaan Seri B yang dipimpin oleh UOB Venture Managament pada 2017 dengan nilai yang tidak disebutkan. Melalui pendanaan Seri B tersebut, UOB Venture Management bergabung dengan Venturra Capital and East Ventures sebagai pendukung modal utama Ruangguru.(din/fin)

Admin
Penulis