MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan BPBD setempat masih melakukan upaya darurat pascabanjir bandang di dua dusun hingga pagi ini, Senin (24/2). Dua dusun terdampak yaitu Dusun Melempo dan Dusun Mentareng di Desa Obel Obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
Melalui keterangan tertulisnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyampaikan, BPBD dan sejumlah pihak bekerja sama dalam upaya darurat, khususnya penanganan warga yang harus mengungsi.
Agus menyebut, meskipun genangan telah surut, sejumlah warga mengungsi di tenda pengungsian dan mushola yang berada di Dusun Melempo. "Sisa material banjir bandang dan lumpur masih terus dibersihkan oleh warga masyarakat yang dibantu petugas," paparnya.
Selain itu, pasokan air bersih juga disalurkan melalui mobil damkar dan bantuan logistik lain berupa permakanan dan air mineral. Lebih dari 150 personel gabungan membantu upaya penanganan darurat tersebut.
Mereka, jelas Agus, berasal dari TRC BPBD, tim SAR, Satpol PP, Bakesbangpol Depdagri, Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, aparat pemerintah kecamatan, forkopimda Sambelia, TNI, Polri.
[caption id="attachment_437108" align="alignnone" width="300"]
Para pengungsi di Dusun Melempo dan Dusun Mentareng di Desa Obel Obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur (Dok. BNPB)[/caption]
Banjir bandang yang terjadi pada Minggu (23/2) mengakibatkan kerusakan fisik bangunan dan infrastruktur.
Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahsanul Khalik memgatakan, terdapat rumah warga rusak ringan sebanyak empat unit, sedangkan kerusakan infrastruktur berupa tembok sisi barat masjid Darul Qur'an jebol.
Selain kerusakan tersebut, Ahsanul menyampaikan bahwa tanggul sungai pemukiman Jebol di tiga titik dan jaringan perpipaan air bersih warga sepanjang tiga kilometer rusak terbawa banjir. Warga terdampak berjumlah 81 KK atau 255 jiwa. "Tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang ini," tandasnya. (alf/fin)