Nasib Penumpang

fin.co.id - 24/02/2020, 08:52 WIB

Nasib Penumpang

Hasilnya: tetap. Tidak ada yang terkena virus Corona.

Penumpang Westerdam yang sudah telanjur pulang ke negara masing-masing ikut susah. Terutama sebelum ada berita baru dari Malaysia.

Misalnya suami istri asal Wisconsin ini. Semula sudah senang-ria. Mereka bisa naik pesawat dari Kamboja ke Wisconsin lewat Dallas. Pesawat jurusan Phnom Penh-Dallas itu harus transit di Tokyo.

Setiba di Tokyo mereka dikejutkan pemberitahuan: tiketnya ke Amerika tidak bisa dipakai. Itu karena mereka penumpang Westerdam.

Mereka pun tertahan di bandara Tokyo. Dengan pengawasan khusus. Setelah ada kabar baru dari Malaysia barulah mereka boleh meneruskan perjalanan ke Dallas.

Ups... Tidak bisa.

Tiket pesawatnya sudah hangus. Pesawat aslinya sudah lama meninggalkan Tokyo.

Mereka harus cari pesawat lain. Itu berarti harus membeli tiket baru. Menurut USA Today, suami-isteri itu harus keluar uang sendiri. Sekitar Rp 70 juta.

Suami-isteri ini ikut menyalahkan Malaysia.

Demikian juga ratusan penumpang yang pilih carter pesawat besar jarak jauh.

Dari Phnom Penh mereka ingin ke Amsterdam dulu sama-sama. Dari Amsterdam baru cari pesawat sendiri-sendiri ke tujuan masing-masing.

Manajemen Westerdam-lah yang mengusahakan pesawat carteran itu: Turkish Airlines.

Westerdam juga menyertakan empat orang petugas. Untuk ikut di dalam pesawat carteran itu. Mereka ditugaskan membantu orang-orang tua di rombongan itu. Yang baru 17 hari terkatung-katung di atas laut.

Pesawat pun diberangkatkan dari Phnom Penh. Dari 268 penumpang, yang 250 orang warga Amerika dan Kanada.

Ketika pesawat carteran itu sampai di atas udara Iran datanglah halilintar: Turki menolak didarati pesawat itu. Alasannya: karena berisi penumpang eks kapal pesiar Westerdam --yang terjangkit virus Corona.

Admin
Penulis