MAMUJU - Listrik bagi masyarakat menjadi salah satu kebutuhan penting. Sehingga hal itu menjadi perlu diperhatikan apalagi di kota seperti Mamuju.
Ditambah pesatnya pembangunan di Mamuju sebagai ibukota Sulbar tak terelakkan. Segala sumber daya harus tetap tersedia, termasuk pasokan listrik.
Kabar baiknya, pasokan listrik pada Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Mamuju sudah surplus. Hal itu dapat mendukung pembangunan di Mamuju, terutama pada bidang industri.
Kepala Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Manakarra Mamuju, Amiruddin mengatakan, seluruh sistem kelistrikan di Indonesia saat ini dalam kondisi surplus. Hampir semua sistem mempunyai reserve margin atau cadangan daya pembangkit yang mencukupi.
"Daya listrik yang tersedia cukup. Karena listrik di Mamuju sifatnya interkoneksi. Masih jauh dari kata terbatas atau kurang," kata Amiruddin, saat dikonfirmasi, Jumat 21 Februari.
Ia menambahkan, interkoneksi artinya pasokan listrik juga diambil dari daerah lain, seperti di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru Kabupaten Pinrang dan (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan (Sulsel) serta beberapa pembangkit di Sulawesi.
"Akhir tahun 2019 listrik di Mamuju surplus sekira 400 MW (Mega Watt, red). Jadi, masih sangat tersedia," ujar Amiruddin.
Hanya saja, lanjut Amiruddin, masih ada warga belum terlayani listrik akibat belum adanya material kelistrikan berupa KWh meter atau meteran listrik, pembatas arus dan perlengkapan lain yang akan dipasang di rumah-rumah warga.
"Materialnya kami belum terima dari kantor wilayah di Sulsel. Kami berharap secepatnya bisa kami terima. Sebab masih banyak warga belum terlayani, terlebih yang berada di pelosok," tandasnya. (idr)