MANCHESTER - Di tengah ancaman kehilangan sponsor di Premier League, Puma sebuah merk apparel jersey Manchester City masih yakin kliennya bisa menang dalam banding di Pengadilan Arbitrase UEFA.
Sebelumnya, City mendapatkan hukuman dua musim dilarang tampil di Liga Champions oleh UEFA. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, skuat Josep Guardiola kini terancam kehilangan gelar di Premier League. Itu terjadi setelah otoritas Premier League berencana menginvestigasi laporan finansial The Citizens sejak 2012–2016.
Jika fakta adanya manipulasi, jumlah poin City selama periode itu bakal direduksi. Imbasnya, The Citizen mau tak mau harus kehilangan kampiun 2013–2014 dengan menyerahkannya ke Liverpool. Kala itu, City finis teratas dengan keunggulan hanya dua poin (86-84) atas The Reds.
Usai UEFA dan Premier League mengumumkan sanksi dan investigasinya, City menanggapi dengan pernyataan tegas. Mereka akan mengajukan banding atas putusan tersebut. ”Kami kecewa tetapi tidak terkejut dengan pengumuman hari ini oleh Pengadilan Adjudicatory UEFA," demikian tanggapan City.
”Sederhananya, ini adalah kasus yang dibuat oleh UEFA, dituntut mereka dan mereka pula yang mengadilimya. Kami masih punya kesempatan untuk mengejar mencari keadilan yang tentunya tidak memihak. Lewar Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga disanalah kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan," tulis mereka.
Kendati proses banding belum dimulai, sponsor jersey mereka, Puma telah mengeluarkan pernyataan untuk mendukung City dan manajemennya di pengadilan.
Dilansir dari Manchester Evening News, Puma tetap menjadi sponsor utama. "Kami sepenuhnya percaya manajemen Manchester City dan yakin bahwa tuduhan itu akan dibatalkan,” tulis pernyataan tersebut.
Kontrak antara City dan Puma berdurasi hingga 10 tahun sejak Februari 2019 silam dengan nilai GBP 650 juta atau Rp11,5 triliun. Jumlah ini terbesar kedua di Liga Premier. Paling pertama masih dihuni kontrak bersama Manchester United dan apparel asal Jerman, Adidas senilai GBP 750 juta atau Rp13,3 triliun. (fin/tgr)