News . 20/02/2020, 09:09 WIB
Sebagian penumpang memposting kekecewaan mereka di medsos. ”Kami ini sudah dites. Tidak ada yang mengandung virus,” tulis seorang penumpang. ”Kami ini diperlakukan seperti di karantina,” tulis yang lain.
Itulah yang membuat Hun Sen marah. Dengan caranya sendiri. Ia langsung mengijinkan Westerdam datang ke Kamboja, merapat di pelabuhannya.
Maka pada tanggal 13 Februari --setelah 13 hari menggelandang-- Westerdam tiba di Phnom Penh.
Banyak penumpang yang memilih mengakhiri perjalanan di Kamboja. Dari sini mereka naik pesawat ke negara masing-masing. Atau ke negara yang bisa dipergunakan untuk transit.
Ratusan penumpang pun menyebar ke seluruh dunia. Tapi suami-istri asal Amerika itu milih terbang ke Kuala Lumpur.
Selebihnya memilih jalan-jalan di Kamboja. Menunggu status kapal itu berikutnya: bisa berlayar ke mana lagi --tergantung negara mana yang membolehkan.
Keesokan harinya dunia dibuat heboh oleh Malaysia. Suami-istri yang ke Malaysia itu bermasalah. Sang istri jatuh sakit. Ketika diperiksa diketahui terkena virus Corona. Umurnya 83 tahun.
Tes itu dilakukan sekali lagi. Hasilnya tetap: positif Corona.
Tapi sang suami, 85 tahun, dinyatakan negatif.
Berita dari Malaysia itu menyebar bagai petir. Mata dunia pun beralih ke Kamboja. Ke kapal Westerdam yang masih sandar di sana.
Para penumpang yang masih di Kamboja dilanda kepanikan. Mereka membayangkan apa yang terjadi di Diamond Princess. Bahkan mereka yang sudah menyebar ke seluruh dunia ikut panik. Jangan-jangan sudah sempat tertular.
Sebagian penumpang itu pulang lewat Singapura --Singapura pun melotot. Sebagian lagi meneruskan wisata ke Bali.
Bali tenang-tenang saja.
Hun Sen kembali marah dengan tersebarnya berita yang menakutkan itu.
Apa yang ia lakukan?
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com