JAKARTA - Virus corona diperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina menurun antara 1,2-1,8 persen. Dampaknya, perekonomian Indonesia ikut terganggu karena Negeri Tirai Bambu ini merupakan mitra ekonomi yang besar.
Virus yang muncul sejak Desember 2019 lalu, sampai saat ini telah merenggut 1.383 nyawa di seluruh dunia. Jumlah tersebut akan terus bertambah selama belum ada obat virus corona.
Sejauh ini, dampak yang dirasakan pemerintah Indonesia, yakni penurunan kinerja sektor pariwisata, perdagangan internasional, dan aliran investasi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Arif Baharudin mengatakan, pemerintah telah memiliki beberapa antisipasi untuk meredam dampak virus corona terhadap ekonomi Indonesia, salah satunya dengan mempercepat belanja kementerian lembaga terutama bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Tak hanya itu, Kemenkeu juga akan mendukung pembangunan destinasi wisata, mempercepat belanja padat karya, dan meningkatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) baik dari penerima, plafon maupun kredit tanpa agunan.
"Langkah antisipasi, kita berusaha menjaga konsumsi masyarakat. Pertama kita cepat-cepat realisasi belanja kementerian lembaga, terutama untuk belanja bantuan sosial seperti PKH dan kesehatan, serta belanja non operasional. Kita juga bisa menghidupkan destinasi wisata yang ada. Kementerian Keuangan support menyiapkan kebijakan fiskal dan non fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata," kata dia dalam keterangannya, kemarin (14/2).
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Dirjen Bea Cukai, Syarif Hidayat menambahkan, dari sektor Bea Cukai melakukan antisipasi virus corona dengan memperketat wilayah-wilayah perbatasan seperti di Malaysia dan Singapura untuk urusan impor ekspor.
"Untuk urusan ekspor-impor terkait virus corona sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Begitu pula koordinasi dengan Angkasa Pura baik di laut maupun udara, aparat penegak hukum, dan lain-lain terhadap barang-barang yang masuk. Sesuai aturan Kementerian Perdagangan, pelarangan hanya terhadap hewan hidup yang berasal dari Cina dan yang transit ke Cina yang dilarang masuk ke Indonesia. Untuk barang-barang lain tidak ada," tutur dia.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Raden Kurleni Ukar menambahkan, yang paling terdampak akibat virus corona adalah sektor pariwisata. Upaya yang dilakukan, yakni berkoordinasi dengan maskapai dan kemenkeu untuk memberi paket insenti yang tepat.
Selain itu, Kemenparekraf juga mengimbau kepada seluruh Kementerian/Lembaga untuk melakukan perjalanan dinas di destinasi-destinasi wisata dan meminta media menggencarkan promosi destinasi dalam negeri.
"Untuk mengatasi potential loss, kami mencari strategi membuka pasar-pasar wisata baru. Pak menteri sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk membuka peluang mengisi slot Cina yang ditutup. Kami terus berkoordinasi strategi, insentifnya seperti apa apakah perlu diskon," katanya.
Terpisah, Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, virus corona sudah dipastikan akan melemahkan ekonomi Indonesia.
"Oleh karena itu yang mesti dilakukan pemerintah adalah mengurangi dampaknya mempertahankan pertumbuhan. Yaitu, dengan mengoptimalkan potensi domestik. Salah satunya lewat kebijakan fiskal yang jadi domainnya pemerintah," ujar dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (14/2).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kinerja ekonomi global akan terdampak oleh penyebaran virus corona di Cina. Sebab, perekonomian Negeri Tirai Bambu bakal terganggu, terutama dari sisi ekspor, impor, dan konsumsi domestik.
Oleh karena itu, ia menilai ekonomi global pada triwulan I-2020 akan sangat sulit. Sebagai langkah antisipasi, bendahara negara itu telah menyiapkan sejumlah langkah-langkah.