Soal Agama dan Pancasila, Istana Harus Lebih Hati-Hati dalam Bernarasi

fin.co.id - 13/02/2020, 16:14 WIB

Soal Agama dan Pancasila, Istana Harus Lebih Hati-Hati dalam Bernarasi

JAKARTA- Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan, Istana harus lebih berhati-hati dalam bernarasi. Jansen mengatakan ini sebagai respon atas pernyataan Ketua Badan Pembinaan Idoelogi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi yang dinilai telah membenturkan agama dan pancasila.

"Soal keakraban antar warganegara saja terus semakin turun, ini ditambahi lagi kisruh baru Pancasila-Agama. Di era ini tambah parah saja kita terbelah dalam perbedaan. Istana dan sekitarnya instropeksilah diri hati-hati bernarasi. Sudah lampu kuning ini sebentar lagi merah," ujar Jansen melalui akun twitternya, Kamis (13/2).

Jansen membandingkan era pemerintahan Susilo bambang Yudhoyono (SBY), yang dianggap rukun meskipun tidak adanya BPIP.

"Banyak orang mengatakan soal kerukunan ini lebih baik & adem era @SBYudhoyono. Karena ini soal rasa, biarlah publik yang menilai. Tapi harusnya, dengan adanya BPIP yang dewan pengarahnya saja bejibun dan gajinya tambun, kita bisa lebih rukun lagi dibanding era SBY yang tanpa BPIP, KSP dll," demikian Jansen.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mendesak Presiden Joko Widodo agar memecat Yudian Wahyudi karena telah membuat gaduh dengan pernyataannya.

“Kalau benar beliau punya pandangan seperti itu maka tindakan presiden yang paling tepat untuk beliau adalah yang bersangkutan dipecat tidak dengan hormat,” kata Sekretaris MUI Anwar Abbas kepada wartawan, Rabu (12/2).

Abbas mengaku tidak mengerti pernyataan dari Yudian yang telah menjadikan agama sebagai musuh terbesar pancasila. “Bagaimana bisa seorang kepala BPIP punya pemahaman seperti itu,” kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu. (dal/fin)

Admin
Penulis