Kasus Gizi Buruk di Serang Cukup Tinggi

fin.co.id - 12/02/2020, 15:15 WIB

Kasus Gizi Buruk di Serang Cukup Tinggi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

SERANG - Sebanyak 101 masyarakat Kota Serang menderita gizi buruk. Kasus gizi buruk ini diketahui berdasarkan pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang pada akhir tahun 2019. Penyebab tingginya kasus gizi buruk tersebut karena perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat yang masih minim.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Serang dr Lenny Suryani mengatakan, ratusan kasus gizi buruk tersebut paling banyak berada di Kecamatan Kasemen, karena tingkat PHBS masyarakat masih rendah.

“Ya memang kasus ini cukup banyak, tapi kalau dibandingkan tahun sebelumnya ini lebih rendah. Sementara gizi buruk paling banyak di Kasemen ini merupakan pekerjaan rumah (PR) bersama,” ujar Lenny kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (11/2).

Dari total 101 kasus gizi buruk, lanjut dia, Dinkes Kota Serang telah melakukan penanganan dengan menaikkan berat badan terhadap korban gizi buruk. Alhasil, jumlah yang tersisa masih 76 kasus yang masih perlu dilakukan intervensi.

“Kemarin juga ada di Puskesmas Banjar Agung, tapi sudah kami intervensi dengan penanganan dari ahli gizi. Mudah-mudahan tahun ini bisa kita intervensi 76 itu,” ujarnya.

Lenny mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan gizi buruk, Dinkes Kota Serang memberikan makanan tambahan yang merupakan bantuan dari pusat maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Serang. Kemudian pembuatan pos gizi dan pelatih gizi untuk penanganan gizi buruk.

“Kami tidak tinggal diam, jadi bukan hanya penanganan tapi juga lakukan pencegahan dengan pelatihan ke kader-kader,” katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen Teti Mulyati menyebutkan, jumlah kasus gizi buruk di wilayahnya mencapai sembilan kasus. Hingga kini pihaknya telah intervensi terhadap tiga kasus dan tinggal menyisakan enam kasus lainnya.

“Sisanya itu ada enam, tapi empat di antaranya karena ada penyakit penyerta yang menyebabkan gizi buruk. Sementara dua lainnya itu murni karena gizi buruk,” sebut Teti, setelah kegiatan Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektoral Puskesmas Kilasah di kantornya, Selasa (11/2) siang sekitar pukul 13.00.

Ia juga mengaku bahwa telah melakukan beberapa upaya seperti pemberian makanan tambahan di posyandu dan beberapa pananganan langsung.

“Setiap posyantu kita berikan tambahan makanan untuk bayi-bayi yang dibawa ke posyandu. Ini diberikan dari pusat, provinsi maupun Pemkot Serang dalam bentuk biskuit,” katanya.

Walikota Serang Syafrudin yang turut hadir pada acara tersebut mengatakan, kedatangannya untuk memastikan pelayanan dalam Puskesmas Kilasah berjalan optimal, baik untuk pelayanan umum maupun gizi buruk yang terus diintervensi agar lebih sehat. “Alhamdulillah pelayanan tersebut berjalan semua, baik persalinan 24 jam, dokter gigi maupun rawat inap,” ujar Syafrudin.

Sementara itu, untuk gizi buruk yang menyisakan empat kasus, Syafrudin berharap agar Puskesmas dapat mengintervensi semuanya di tahun 2020. Sehingga tidak ada lagi kasus gizi buruk di wilayah Kecamatan Kasemen.

“Mudah-mudahan 2020 sudah selesai (gizi buruk), dan kami juga akan mengunjungi puskesmas lainnya, untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan lancar,” harapnya. (harir/rahmat)

Admin
Penulis