JAKARTA - Jumlah korban meninggal akibat virus corona di daratan Cina tercatata 812 orang. Sementara warga negara Indonesia sudah meninggalkan Cina totalnya 2.651 orang dan dinyatakan sembuh dari paparan virus corona.
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan KBRI Beijing mengimbau kepada WNI yang masih berada di beberapa daerah di China selain Provinsi Hubei untuk segera pulang ke Tanah Air agar terhindar dari segala kemungkinan terpapar 2019-nCov. ”Hingga Minggu (9/2) pagi telah menewaskan 812 orang. Sudah. Sebagian besar sudah pada pulang. Apalagi libur sekolah diperpanjang,” jelasnya, kemarin.
Selain imbauan dari KBRI, kepulangan WNI tersebut juga disebabkan adanya pengumuman dari Kementerian Pendidikan China (MoE) mengenai perpanjangan masa libur semester Tahun Baru Imlek hingga batas waktu yang belum ditentukan.
BACA JUGA: Hoaks Beredar, Kemenkes Membantah
”Menyikapi merebaknya wabah virus corona di Tiongkok akhir-akhir ini, bagi warga negara Indonesia di seluruh Tiongkok sekiranya tidak ada kepentingan yang mendesak, kami mengimbau untuk kembali ke Indonesia sampai situasi normal kembali,” demikian surat keterangan yang ditandatangani Koordinator Fungsi Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing Ichsan Firdaus tertanggal 29 Januari 2019 itu.Djauhari menambahkan tujuh WNI yang masih berada di Provinsi Hubei sebagai episentrum wabah corona dalam kondisi sehat. ”Komunikasi terus berjalan dengan baik bahkan setiap hari saya video call dengan mereka untuk memantau kondisi kesehatannya. Syukur alhamdulillah, mereka sehat semua,” terang mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Sebanyak empat WNI yang sampai saat ini berada di Hubei itu sejak awal memang tidak ikut bergabung bersama rekan-rekannya yang dievakuasi dengan menggunakan pesawat carter Batik Air pada 1 Februari 2020. Sementara tiga lainnya batal berangkat karena tidak memenuhi syarat protokol kesehatan setelah tiba-tiba suhu badannya naik.
Sayangnya, kenaikan suhu badan ketiga mahasiswa itu hanya berlangsung sementara karena begitu pesawat Batik Air bertolak dari Wuhan menuju Batam berangsur stabil sehingga harus kembali ke asrama kampus masing-masing tanpa mendapatkan perawatan khusus.
Meskipun demikian, beberapa WNI bisa pulang ke Tanah Air setelah tanggal tersebut dengan menggunakan maskapai asing yang masih beroperasi. ”Sampai saat ini tidak ada WNI yang masih tinggal di Cina atau yang sudah pulang ke Indonesia terpapar virus tersebut,” tegasnya.
Situasi di Kota Beijing masih sepi, apalagi setelah tiga hari terakhir diguyur hujan salju. Hanya perkantoran pemerintahan yang sudah beroperasi, meskipun secara terbatas, sedangkan kantor-kantor perusahaan swasta diperkirakan baru akan mulai beroperasi pada Senin (10/2). ”Pemerintah Kota Beijing mewajibkan warganya mengenakan masker saat keluar dari rumah untuk meminimalisasi peluang penularan virus yang pertama kali berjangkit di Wuhan,” jelasnya.
Untuk diketahui jumlah WNI di seluruh wilayah di Cina sekitar 15.800 orang yang mayoritas berstatus pelajar. Sampai saat ini diperkirakan 1.500 orang yang memilih bertahan di negara berpenduduk terbesar di dunia yang sedang berperang menghadapi 2019-nCoV itu.
Sementara itu, Kedutaan Besar RI di Singapura mengimbau warga negara Indonesia di sana untuk menghindari tempat-tempat keramaian demi mengantisipasi penularan virus corona (2019-nCoV). ”Semaksimal mungkin menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak,” demikian siaran pers KBRI yang disampaikan Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari Harjana, kemarin.
Melalui situs Kementerian Kesehatan, Pemerintah Singapura menginformasikan terdapat tujuh kasus baru novel coronavirus (2019-nCoV) yang telah dikonfirmasi sejak Sabtu (8/2) siang. Dengan begitu, tercatat total 40 orang terinfeksi kasus di Negara Jiran. Biasanya setiap akhir pekan, pekerja migran asal Indonesia berkumpul di ruang publik Singapura.
”KBRI mengimbau agar WNI memperhatikan sejumlah hal, di antaranya menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau menunjukkan gejala demam atau gangguan pernapasan dan menjaga kebersihan diri pribadi dengan baik. Apabila WNI merasakan kurang sehat, maka diminta mencari pertolongan medis,” jelasnya.
KBRI Singapura juga mengimbau agar seluruh WNI yang ada di Singapura untuk tetap tenang, tidak panik, berhati-hati dan bertindak secara bertanggung jawab. WNI juga diminta menjaga kesehatan sambil terus memantau perkembangan mengenai virus corona melalui jalur resmi Ministry of Health https://www.moh.gov.sg/2019-ncov-wuhan.
Sementara itu, dari tujuh kasus baru di Singapura, kasus 34 merupakan warga negara Singapura berjenis kelamin perempuan, berusia 40 tahun dan tanpa riwayat perjalanan ke Tiongkok. Kasus 35 merupakan warga negara Singapura berjenis kelamin pria, berusia 64 tahun dan bekerja sebagai pengemudi taksi dan tanpa riwayat perjalanan ke Tiongkok.
Kasus 36 merupakan permanent resident di Singapura berjenis kelamin perempuan, berusia 38 tahun dan tanpa riwayat perjalanan ke Tiongkok, namun merupakan peserta pertemuan bisnis yang sama dengan Kasus 30 dan 39 di hotel Grand Hyatt Singapura. Kemudian kasus 37 merupakan warga negara Singapura berjenis kelamin pria dan berusia 53 tahun dan tanpa riwayat perjalanan ke Tiongkok. Yang bersangkutan bekerja sebagai pengemudi mobil sewaan.