News . 10/02/2020, 09:58 WIB
Ia perlu memposting bahaya virus tersebut bukan untuk membuat heboh. Ia ingin teman-teman sejawatnya waspada. Itu lantaran rumah sakit tempat teman-teman satu grup WeChat itu berdekatan dengan pasar Huanan.
Saat dokter Li dipanggil polisi itu yang terjangkit virus sudah bertambah. Sudah 27 orang. Bertambah 20 orang. Hanya dalam dua hari.
Pasar Huanan sendiri baru ditutup 24 hari kemudian. Yakni tanggal 22 Januari. Berarti 24 hari setelah dokter Li memposting peringatan untuk teman-teman sejawatnya itu.
Berarti pula saat pasar itu ditutup sudah ribuan orang yang sebenarnya sudah tertular.
Mereka lantas menyebar ke mana-mana. Terutama karena tiga hari kemudian datanglah tahun baru Imlek.
Dari Wuhan saja terjadi lima juta perjalanan manusia di tahun baru itu.
Dukungan medsos pada dokter Li luar biasa. Hastag 'Dr Li Wenliang meninggal dunia' diikuti sampai 650 juta viewer.
Rasanya belum ada dukungan pada suatu isu lebih besar dari itu. Berbagai petisi juga beredar. Termasuk petisi untuk mendukung kebebasan berbicara.
Keterlambatan penanganan virus Wuhan adalah contoh sisi buruk dari sebuah sistem totaliter.
Di sistem itu orang takut menyuarakan kebenaran. Apalagi membentuk pansus. (Dahlan Iskan)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com