News . 07/02/2020, 01:15 WIB
JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat pengamanan dalam mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. Kini upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas petugas medis dan laboratorium di seluruh daerah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan akan meningkatkan kualitas petugas medis dan laboratorium di daerah. Caranya dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Seperti prosedur pengambilan sampel untuk uji usap atau swab tenggorokan dan menjaga kualitas sampel.
"Supaya di daerah juga bisa mendiagnosis bukan cuma di Litbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kemenkes di Jakarta," katanya, Kamis (6/2).
Selain itu, Kemenkes juga akan mengadakan lokakarya bagi perwakilan 100 rumah sakit yang telah ditunjuk menangani kasus infeksi virus corona dan tiga rumah sakit rujukan nasional.
"Setelah pelatihan tentu akan ada pendampingan tetapi saya yakin mereka bisa meningkatkan kemampuan," katanya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan kemampuan alat deteksi virus corona yang dimiliki Indonesia sangat baik.
"Alat (deteksi) sudah cukup, 'reagen-nya' sudah ada, jadi pemberitaan di luar itu tidak benar," kata Amin di Kantor Staf Presiden (KSP).
Reagen adalah cairan yang digunakan untuk mengetahui suatu reaksi kimia.
Menurutnya, ada dua alat yang dipakai untuk mendeteksi virus corona yang mungkin masuk ke Indonesia yaitu Polymerase Chain Reaction atau PCR dan "sequencing". PCR digunakan untuk melihat apakah keluarga dari virus corona terdapat di dalam tubuh pasien sedangkan "sequencing" untuk memastikan apakah itu virus merupakan corona atau bukan.
"Yang punya alatnya juga cukup banyak, bukan hanya lab perguruan tinggi tapi juga pihak swasta. Tapi swasta kan tidak rutin pemeriksaan untuk virus corona. Yang saya tahu saat ini yang memeriksa adalah litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Kementerian Kesehatan dan kedua di Lembaga Eijkman," tambahnya.
Dikatakannya, lembaga Eijkman sudah sangat berpengalaman dalam mendeteksi virus jenis lain yang sebelumnya sudah diisolasi.
"Untuk corona Wuhan kami gunakan alat yang sama, sistem, orang yang sama yang punya pengalaman dan gate yang sebelumnya kami pakai dengan 2 langkah yaitu 'screening' dengan PCR untuk semua virus corona di 'sample' dan kalau ada corona di 'sample' akan keluar. Kedua konfirmasi dengan 'sequencing', tapi dengan 'sequencing' saja tidak langsung menjawab tapi dengan fasilitas biofarmatika butuh keahlian khusus," bebernya.
Deteksi virus corona tersebut menurut Amin dapat dilakukan selama beberapa jam saja.
"Kami mendapatkan contoh itu bukan virusnya tapi bagian DNA-nya saja. Jadi yang dikerjakan di lab kami sudah divalidasi dan sudah diuji kontrol positifnya betul, kontrol negatifnya juga betul. Jadi insya Allah hasil yang kami berikan itu mewakili, kalau memang tidak ada ya tidak ada," jelas Amin.
Menurut Amin, sampel DNA tersebut berasal dari usap hidung atau tenggorokan dari orang yang diduga memiliki virus corona.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com