PRABUMULIH - Baru beberapa minggu bergembira atas kenaikan harga getah karet, petani karet di Kota Prabumulih kembali harus kecewa. Pasalnya, sudah dua minggu ini harga komoditi getah karet kembali menurun drastis alias anjlok dari harga Rp9.200 turun menjadi Rp7.200 perkilonya.
Diduga turunnya harga getah karet tersebut, merupakan imbas dari mewabahnya Virus Corona di Negara China. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Prabumulih, Syamsurizal SP, kepada wartawan, kemarin (04/02).
Dijelaskan Syamsurizal, sejak mewabahnya virus Corona ekspor getah karet kenegara yang terletak di asia timur tersebut dibatasi. “Iya sekarang turun (harge getah karet), itu juga merupakan pengaruh virus Corona. Karena banyak juga karet yang diekspor ke China tapi sekarang sudah mulai dibatasi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Harga terus Anjlok, Pohon Karet Terancam Lenyap
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian ini, bukan hanya ekspor saja yang dibatasi tetapi impor produk-produk dari China juga mulai dibatasi oleh pemerintah. “Prediksi kita di tahun 2020 ini harga karet bakal naik, karena pasar ekspor sudah mulai bagus apalagi ada pasar baru China. Tapi ternyata ada kendala tentang virus ini,” ucapnya.Syamsurizal berharap, wabah virus corona cepat selesai sehingga harga karet kembali bergairah. “Harga karet dibawah Rp10 ribu saja itu belum normal, apalagi harga saat ini sampai Rp7 ribu dan itu semakin merosot,” tuturnya sembari menjelaskan saat ini di kota Prabumulih ada 19 ribu hektar lahan dijadikan kebun karet dengan total petani sebanyak 13 ribu petani karet.
Sementara, itu sejumlah petani mengaku heran dengan anjloknya harga getah tersebut, sebab biasanya disaat musim penghujan harga getah cenderung naik. “Dak tahu juga kami apo sebab hargo getah turun, dari Rp9.200 jadi Rp7.200,” ungkap Qolbi, petani karet di Kelurahan Karang Jaya, kemarin (04/02).
Qolbi menuturkan, turunnya harga getak karet membuat pendapatannya berkurang. “Jelas penghasilan kami berkurang dan kami menjadi susah, karena kami ini menggantungkan hidup dari getah karet inilah,” kata petani karet ini.
Senada dikatakan petani lain, Fitriyani. Ibu rumah tangga ini berharap harga getah karet dapat kembali normal. “Kemarin sempat naik Rp700 tapi sekarang justru turun lagi Rp2 ribu, kami harap pemerintah dapat mencarikan solusi sehingga kondisi ini dapat kembali normal,” pungkasnya. (abu)