News . 03/02/2020, 11:50 WIB

WNI dari Wuhan Diisolasi di Pangkalan Militer

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Hari ini sebanyak 245 WNI dari Wuhan, Cina tiba di tanah air. Begitu sampai, mereka akan langsung ditangani oleh TNI. Mereka ditempatkan di pangkalan militer dengan fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan Natuna menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan yang dievakuasi karena merebaknya virus Corona di Cina. Natuna, juga memiliki landas pacu (runway) yang dekat dengan wilayah yang dijadikan lokasi isolasi alias observasi. Selain itu, tempatnya jauh dari pemukiman penduduk. "Saudara-saudara kita yang datang langsung turun dari pesawat dan masuk ke tempat penampungan yang sudah disiapkan," tegas Hadi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2).

Tempat yang disiapkan, lanjut Hadi, memiliki daya tampung 300 orang. Lokasi itu sudah dilengkapi fasilitas penunjang kebutuhan hingga toilet dan dapur. "Sementara jarak dari hanggar sampai ke tempat penduduk kurang lebih 5 hingga 6 km. Selanjutnya menuju dermaga 5 kilometer. "Dari hasil penilaian itu memenuhi syarat untuk protokol kesehatan. Sehingga Natuna dipilih menjadi tempat transit sementara sampai dinyatakan bebas bisa bertemu keluarganya kembali," papar Hadi.

Mantan KSAU ini menjelaskan proses evakuasi dari Wuhan menuju Natuna akan terus dipantau melalui frekuensi militer yang diberikan operator kepada pilot. Sehingga dapat memonitor sejak keberangkatan hingga sampai di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, akan menjalani proses transit observation di Natuna. Transit observation merupakan protokol evakuasi dari organisasi kesehatan dunia, WHO. "Nanti akan kami lakukan transit observation sesuai protokol WHO," kata Terawan di Terminal Keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2/2020).

Terawan menekankan diperlukan kedisiplinan dalam proses transit observation. Proses ini akan dipantau langsung oleh Kementerian Kesehatan. "Transit observation ini untuk mengobservasi orang yang sehat, bukan yang sakit. Karena itu, protokol yang diberikan harus dijalankan dengan disiplin. Kami akan terus memantaunya," ucap Terawan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pemerintah memutuskan mengevakuasi 245 WNI dari Provinsi Hubei, Cina kembali ke Tanah Air. "Jumlah WNI yang akan kembali adalah 245 orang plus 5 person tim kita yang sudah ada di lapangan. Mereka ikut pulang untuk jalani protokol kesehatan. Jadi total yang akan naik dari Wuhan adalah 250," jelas Retno di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2).

Pesawat penjemput juga membawa sejumlah peralatan yang akan diserahkan kepada otoritas Cina. Peralatan akan diterima melalui Hubei Charity Foundation. "Teman-teman di dalam pesawat juga membawa peralatan yang diperlukan oleh pihak RRT. Mereka memerlukan beberapa peralatan. Antara lain masker dan surgical unit. Jadi peralatan ini akan langsung diterima oleh pemerintah RRT melalui Hubei Charity Foundation," imbuh Retno. Tim evakuasi berjumlah 42 orang. Mereka terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI dan kru pesawat Batik Air.

CEO Lion Air Group, Edward Sirait membenarkan pesawat Batik Air jenis Airbus A 330-300 ditunjuk sebagai pesawat penjemput WNI di Wuhan, Hubei, Cina. "Ini adalah misi kemanusiaan untuk memulangkan saudara-saudara kita dari Wuhan," kata Edward di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2).

Menurutnya, pihaknya sudah mempersiapkan peralatan dan pakaian khusus yang dikenakan untuk kru dalam pesawat. Hal tersebut, agar kru terproteksi dari virus yang masuk. "Ini prosedur kru dan penerbangan sudah ditangani dan diberi arahan oleh instansi terkait dengan wabah ini. Kru akan menggunakan pakaian proteksi ketika proses penerbangan dan selama penerbangan. Sehingga mereka terproteksi dari virus," tegas Edward.

Dikatakan, pesawat Batik Air jenis AirBus A 330-300 memiliki Hepa Cabin Air Filter. Dengan teknologi yang terpasang di pesawat tersebut, virus corona bisa dimatikan. "Pesawat ini punya Hepa Cabin Air Filter. Jadi udara di sini diputar, nanti disaring dengan alat yang disiapkan pabrikan pesawat termasuk Airbus. Virus apapun termasuk corona akan mati dengan sendirinya," terangnya.

Terpisah, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto mengatakan pesawat Batik Air sudah memenuhi persyaratan untuk melakukan misi kemanusiaan ke Wuhan, Cina. Menurut Novie, pesawat itu sudah memenuhi semua persyaratan. Mulai peralatan, kru, hingga lisensi. "Selanjutnya prosedur penanganan di sana. Bagaimana menaikkan penumpang misalnya. Tentu semua harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku," paparnya.(rh/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com