News . 03/02/2020, 17:15 WIB

Bantu Peternak, Jangan Sepelekan Anthrax!

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA – Penegasan Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin yang meminta agar Kementerian Pertanian (Kementan) dapat membantu mengurangi dampak sosial dari kasus Anthrax di Kabupaten Gunung Kidul direspon Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil. Termasuk permintaan DPR agar pemerintah memberikan bantuan ternak bagi masyarakat yang ternaknya mati, serta memberikan fasilitasi pembangunan rumah potong hewan (RPH) untuk memastikan pengawasan pemotongan ternak bisa berjalan baik.

Kementan telah memberikan bantuan langsung untuk pengendalian Anthrax di Gunung Kidul ini, baik berupa pendampingan Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) dalam investigasi dan pemeriksaan sampel, maupun bantuan berupa 5000 dosis vaksin, 80 liter disinfektan, 232 botol antibiotik, 24 botol vitamin, 15 unit spryer, dan 50 paket alat pelindung diri (APD/PPE) langsung dari Ditjen PKH. ”Pada prinsipnya hal tersebut dapat difasilitasi dengan pengajuan proposal dari pemerintah daerah (Pemda),” terang Ali Jamil, Minggu (2/2).

Fadjar juga menegaskan pentingnya kerjasama antara kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat dalam kerangka one health untuk pengendalian Anthrax. Ia mengambil contoh sudah berjalannya kerjasama surveilans antara BBVet Wates, Kementan dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Kemenkes. Menurutnya di Gunung Kidul, aspek-aspek teknis pengendalian yang sudah dijalankan dengan baik.

Adapun hal lain yang menjadi perhatian dalam diskusi adalah terkait pentingnya sosialisasi terus menerus kepada masyarakat tentang Anthrax dan tindakan pencegahannya melalui vaksinasi yang rutin. Pengendalian Anthrax di Gunung Kidul telah sesuai standar dan saat ini situasinya sudah terkendali. Hal itu mengemuka saat kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Kabupaten Gunung Kidul, 31 Januari 2020.

Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR G. Budisatrio Djiwandono, sesuai fungsinya dalam pengawasan program pemerintah, Komisi IV DPR RI ingin mencari informasi lebih rinci terkait situasi dan pelaksanaan program pengendalian Anthrax di Gunung Kidul untuk kemudian dicarikan solusinya bersama.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Badingah mengatakan bahwa saat ini situasi Anthrax sudah terkendali, hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat, TNI/POLRI dan Kementan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, sejak adanya kasus Anthrax pada akhir Desember 2019, jumlah kasus positif Anthrax adalah enam kasus, yakni tiga kasus pada kambing dan dua kasus pada sapi yang berasal dari dari Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Pojong. Adapun satu kasus lain terjadi pada sapi dari Dusun Janglot, Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop.

Terkait kematian ternak yang saat ini mencapai 79 ekor sapi dan kambing. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan investigasi tim dinas dan Balai Besar Veteriner Wates, enam kasus adalah akibat Anthrax, sedangkan sisanya bukan merupakan kasus Anthrax. Kematian ternak ini lebih banyak disebabkan oleh keracunan akibat pakan, pneumonia, kecelakaan, dan beberapa penyebab lain.

Untuk pengendalian Anthrax di Gunung Kidul, dijelaskan bahwa semua titik kasus di dusun tertular sudah dilakukan desinfeksi, dan sebanyak 2695 ekor sapi dan 6.295 ekor kambing telah diberikan antibiotik dan vitamin. Adapun kegiatan vaksinasi masih terus dilanjutkan sesuai jadwal dan telah mencapai 446 ekor sapi dan 1.096 kambing.

Pelaksanaan pengendalian lain yang dilakukan adalah pengawasan lalu lintas serta penguatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor, khususnya antara kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat dengan pendekatan one health mengingat Anthrax merupakan zoonosis, yakni penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita melalui pesannya kepada Direktur Kesehatan Hewan menyampaikan bahwa penyakit Anthrax adalah penyakit yang dapat dikendalikan melalui vaksinasi yang rutin dan terencana. Untuk itu program vaksinasi menjadi prioritas yang harus dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat. ”Saat ini sudah tidak ada lagi kasus Anthrax pada hewan, dan masyarakat yang diduga tertular Anthrax sudah diobati dan sembuh," tambahnya. Badingah berharap bahwa dengan pengendalian yang sudah dilakukan, kasus Anthrax tidak mengganggu pariwisata yang merupakan primadona baru di wilayahnya.

Bupati Gunung Kidul menyampaikan bahwa ke depan, Pemda akan fokus pada upaya penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi terus menerus kepada masyarakat, pengawasan lalu lintas antar wilayah, penutupan desa tertular agar ternak sakit tidak keluar, serta pembangunan rumah potong hewan. ”Kita juga akan terus melakukan pembinaan bagi para jagal agar tidak memotong hewan yang sakit, guna melindungi kesehatan masyarakat," pungkasnya. (dim/fin/ful)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com