BANTEN RAYA - Puluhan siswa di Kabupaten Tangerang dinyatakan positif cacingan jenis cambuk dan gelang.
Berdasarkan hasil survei evaluasi pravalensi cacingan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang melibatkan 600 dari 30 siswa dari sekolah dasar (SD)/ madrasah ibtidaiyah (MI) yang berasal dari 30 klaster desa/ kelurahan. Namun, hanya 358 siswa yang dilakukan pemeriksaan sampel feces.
”Hasil positif cacing pada 24 siswa itu dengan rincian 19 orang siswa positif mengandung telur cacing cambuk, 4 orang siswa mengandung telur cacing gelang dan 1 orang siswa mengandung telur cacing cambuk dan gelang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Peyakit Menular pada Dinkes Kabupaten Tangerang kepada wartawan melalui telepon, Minggu (26/1).
Dikatakan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kuantitatif telur cacing dengan metode Kato Katz, sehingga didapatkan 24 sampel positif mengandung telur cacing. Hal ini menandakan bahwa prevalensi kecacingan di Kabupaten Tangerang tahun 2019 sebesar 6,7 persen.
Hendra menilai, secara nasional Kabupaten Tangerang sudah aman dari cacingan karena berada di bawah 10 persen. “Tapi tetap kita jalankan dua tahun ini. Tujuannya biar jangan sampai angka kecacingan meningkat lagi, karena nanti akan berdampak pada stunting (kurang gizi) dan berdampak pada kepintaran siswa,” tandasnya.
Untuk memberantas cacingan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menggelar Advokasi dan Sosialisasi Pemberian Obat dan Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan, di Ruang Rapat Bola Sundul, Gedung Usaha Daerah (GUD), Pusat Pemkab Tangerang, Tigaraksa. Melalui rapat tersebut Dinkes menyebut bahwa angka kecacingan hingga akhir 2019 menurun. Menurut Hendra, pemberian obat cacingan sudah dilakukan Dinkes Kabupaten Tangerang sejak tahun 2018, 2019 hingga 2020.
Menurutnya, POPM kecacingan ini diklaim mampu menekan angka kecacingan di Kabupaten Tangerang. “Jadi pemberian obat cacing instruksi dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI) itu dua kali, yakni bulan Februari dan Agustus 2020,” ungkapnya
Menurutnya, pemberian obat ini tujuannya untuk menurunkan angka kecacingan. Kata dia, pada tahun 2015, angka kecacingan di Kabupaten Tangerang mencapai 31 persen. Namun instruksi pemerintah pusat bawah harus dibawah 10 persen. Maka pada tahun 2018-2019, Dinkes melakukan cek ulang kecacingan. Seluruh usia bisa terserang cacingan. Namun dalam program POPM Kecacingan ini yang diobati secara gratis hanya umur 1-12 tahun.
Khusus orang dewasa, pihaknya menganjurkan untuk minum obat cacing enam bulan satu kali. “Teknisnya itu yang umur 1-5 tahun bisa mendapatkan obat di Posyandu. Sedangkan untuk usia sekolah diberikan secara gratis di sekolah masing-masing,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti membenarkan jika ada penurunan penderita penyakit cacingan, berdasarkan hasil survei evaluasi prevalensi kecacingan di Kabupaten Tangerang tahun 2019. “Hal ini, merupakan capaian yang positif,” pungkasnya. (imron)