Ada yang Salah dari Kinerja Menteri Jokowi, Survei Membuktikan 63,1 Persen Setuju Reshuffle

Ada yang Salah dari Kinerja Menteri Jokowi, Survei Membuktikan 63,1 Persen Setuju Reshuffle

Foto bersama seusai pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka pada 23 Oktober 2019.-Muchlis Jr-BPMI Setpres

JAKARTA, FIN.CO.ID - Isu reshufle atau perombakan para pembantu Presiden Joko Widodo semakin kencang berembus. 

Hasil survei Charta Politika Indonesia menunjukkan, bahwa sebesar 63,1 persen dari responden setuju jika Jokowi melakukan reshuffle.

(BACA JUGA:Suami Istri Bobol Bank Jatim Rp60,2 Miliar, Begini Modusnya)

“Ketika kami uji lebih lanjut, 63,1 persen memang menyatakan setuju apabila dilakukan reshuffle,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Senin, 13 Juni 2022.

Menurut Yunarto, tendensi tersebut terlihat dari selisih atau jarak antara kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan yang berada pada angka 68,4 persen, dengan kepuasan publik terhadap kinerja menteri Kabinet Indonesia Maju yang berada pada angka 53,5 persen.

Selisih sebesar 14,9 persen tersebut, menurut Yunarto, menunjukkan bahwa ada yang salah dari kinerja menteri. 

Padahal, menteri secara operasional menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

(BACA JUGA:Tiket Masuk Candi Borobudur Rp750 Ribu, Sandiaga Uno Bilang Begini)

"Ketika kepercayaan publik ke pemerintah turun, menterinya turun lebih jauh lagi. Ketika tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah naik, kepuasan terhadap menteri tetap segitu-segitu saja," ucap Yunarto.

Apalagi, isu mengenai reshuffle menteri kembali menguat di dalam pemberitaan hingga menjadi gosip politik. 

Oleh karena itu, isu mengenai reshuffle menteri merupakan salah satu isu yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Terlebih, persentase publik yang menyetujui Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle menunjukkan bahwa tindakan tersebut merupakan langkah yang tepat, kata Yunarto.

(BACA JUGA:Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno Favorit Publik untuk Bursa Cawapres, Ganjar Unggul di Seluruh Simulasi)

"Memang dukungan atau dorongan dari publik untuk adanya reshuffle itu sangat besar, ada di angka 63,1 persen. Jauh dari yang menyatakan tidak setuju, hanya 24,3 persen," ucapnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: