Terkini

Pilihan


Epidemiolog Minta Nama Vaksin Nusantara Diganti: Kita Bukan Pionir

Epidemiolog Minta Nama Vaksin Nusantara Diganti: Kita Bukan Pionir

Vaksin balita, Image oleh Katja Fuhlert dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta penyebutan nama Vaksin Nusantara untuk diubah sebab vaksin berbasis sel dendritik merupakan inovasi yang banyak dikembangkan para peneliti di dunia.

"Kalimat bahwa Vaksin Nusantara sudah dipublikasi jurnal internasional harus diluruskan, bahwa ini adalah review dari vaksin sel dendritik, jangan pakai nama Vaksin Nusantara," kata Dicky Budiman yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022.

(BACA JUGA:Vanessa Sembuh usai Disuntik Vaksin Nusantara, Dokter Terawan: Harus Diterbitkan dalam Jurnal Internasional)

Ia mengatakan penamaan Vaksin Nusantara telah memicu tanggapan beragam masyarakat, sebab sudah banyak jurnal internasional yang memberikan ulasan terkait sel dendritik.

Dicky memastikan bahwa Indonesia bukan pionir dalam melakukan penelitian terhadap sel dendritik di dunia.

"Vaksin berbasis sel dendritik ini kan review-nya sudah banyak. Kita bukan pionir dalam hal ini. Sel dendritik bukan inovasi Indonesia, ini sudah advance untuk melihat bagaimana potensi dari vaksin ini untuk COVID-19," katanya.

(BACA JUGA:Ajaib, Gadis Ini Bisa Berjalan Lagi Usai Disuntik Vaksin Nusantara, Dokter Terawan: Pakde Hanya Nyuntik Tok)

Sehingga tidak heran, bila dalam jurnal internasional tersebut tidak menyebut nama Vaksin Nusantara. "Ini adalah vaksin sel dendritik. Kan enggak ada disinggung Vaksin Nusantara," katanya.

Menurut Dicky penamaan Vaksin Nusantara pada vaksin sel dendritik memungkinkan untuk dilakukan saat resmi menjadi merek dagang.

"Kalau sudah ada nama dagangnya, ya, boleh. Harus fair, ini bukanlah inovasi Indonesia, tapi inovasi dunia. Kita harus hargai orisinalitas dunia ilmiah," katanya.

(BACA JUGA:Promosikan Vaksin Nusantara, Penyebab Terawan Dipecat IDI)

Berdasarkan hasil penelaahan Dicky terhadap jurnal internasional yang memuat tinjauan ilmiah vaksin dendritik mantan Menteri Kesehatan RI Terawan, belum dimuat data serta bukti efikasi maupun efektivitas Vaksin Nusantara terhadap COVID-19. Bukti ilmiah tersebut diperlukan dengan hasil uji klinis.

"Sayangnya di sini hasil dari riset Vaksin Nusantara atau sel dendritik vaksin yang dilakukan tidak muncul di sini atau belum, karena literatur review, sehingga wajar. Artinya, ke depan itu yang kami tunggu," katanya.

Dicky mengatakan Vaksin Nusantara yang muncul di jurnal internasional lebih bersifat tinjauan mengenai alasan pengembangan penting dalam vaksin berbasis sel dendritik untuk COVID-19.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizky Agustian

Tentang Penulis

Sumber: