Bicara di KTT, Presiden Jokowi Berseru Hentikan Perang Rusia-Ukraina

Bicara di KTT, Presiden Jokowi Berseru Hentikan Perang Rusia-Ukraina

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada KTT Khusus ASEAN-AS di Washington DC, AS. (Twitter/@Jokowi) --

JAKARTA, FIN.CO.ID- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada KTT Khusus ASEAN-AS di Washington DC, AS, menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga.

Menurut Presiden Jokowi perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.

“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi COVID-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Jokowi, Jumat 14 Mei 2022 waktu setempat. 

(BACA JUGA:Jokowi Tak Disambut Pejabat di Amerika, Rocky Gerung: Ternyata Sekarang Dia Gak Dianggap )

Perang di Ukraina telah memperburuk ekonomi dunia, dengan meningkatnya harga pangan, energi, sehingga memicu inflasi. Hal itu sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di negara berkembang dan kurang berkembang.

Jokowi juga mengatakan perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antar negara.

“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” kata Jokowi.

(BACA JUGA:Soal Jokowi Tidak Dijemput Pejabat AS, Natalius Pigai: Kemenlu Pandai Berbohong)

Pertumbuhan ekonomi, ujar Jokowi, juga memprihatinkan. IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang termasuk emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023. Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen.

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi mengulangi lagi apa yang telah disampaikannya pada pertemuan dengan Kongres AS.

(BACA JUGA:Demo 21 Mei Lengserkan Jokowi, Politikus PDIP: Kita Sudah di Jalan yang Benar)

“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Semangat yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” ujar Jokowi.

Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo Pacific Economic Framework (IPEF).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: antara