Apa Bahayanya jika Anak Punya Kebiasaan Tidur di Lantai?

Apa Bahayanya jika Anak Punya Kebiasaan Tidur di Lantai?

Anak Tidur di Lantai, Ilustrasi oleh Pexels dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebagian orang memang ada yang lebih suka tidur di lantai, dan untuk alasan yang hanya mereka bisa mengerti.

Salah satunya adalah anak-anak. Pertanyaannya, apa bahayanya jika anak Anda kebiasaan tidur di lantai?

Akankah kebiasaan anak tidur di lantai ini dapat mempengaruhi kesehatannya di kemudian hari?

(BACA JUGA:Ciri Asma pada Anak, Orang Tua Harus Tau)

Jawabnya menurut dr. Talitha Najmillah Sabtiari, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan terkait hal itu.

Akan tetapi ia mengingatkan soal faktor kebersihan, yang justru harus diperhatikan oleh orang tua yang anaknya suka tidur di lantai.

"Pada dasarnya, tidak terdapat larangan khusus untuk anak yang gemar tidur di lantai," dr. Talitha Najmillah Sabtiari seperti dikutip FIN dari Alodokter.

"Akan tetapi, lantai rumah yang kotor rentan menjadi tempat bersarangnya kuman-kuman dan debu yang dapat berisiko memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti alergi, infeksi saluran napas, infeksi saluran pencernaan, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, bagi orang tua yang anaknya suka tidur di lantai, disarankan untuk menjaga kebersihan tidak hanya lantainya, namun juga mainan yang mereka miliki.

Menggunakan alas seperti kasur tipis atau karpet yang tentunya bersih, adalah tips lain yang bisa dipraktekan untuk menjaga kesehatan anak.

"Juga cuci tangan anak sebelum dan sesudah bermain di lantai. Monitor juga aktivitasnya di lantai dan apabila muncul gejala seperti anak bersin-bersin, batuk, demam, dan lainnya, periksakan anak ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut," tutupnya.

Jangan Biasakan Anak Berlama-lama di Depan TV

Terlalu sering menonton TV di masa kanak-kanak dan remaja, ternyata memberikan efek buruk tersendiri terhadap pertumbuhan tubuh mereka.

Efek buruk yang dimaksud dari gaya hidup sedentari (malas gerak) di sini menurut sebuah studi, adalah rendahnya massa pertumbuhan tulang ketika anak, ketika mereka memasuki usia 20.

Studi ini sendiri melibatkan data 1181 partisipan berusia mulai dari 5, 8, 10. 14. 17 hingga 20 tahun.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: