DPD: Luhut Bisa Terancam Pidana Pasal Penyesatan Informasi atau Penyebaran Informasi Hoaks Big Data

DPD: Luhut Bisa Terancam Pidana Pasal Penyesatan Informasi atau Penyebaran Informasi Hoaks Big Data

Luhut Binsar [email protected]

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pernyataan Menko Maritim Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal big data penundaan Pemilu 2024 ditanggapi Senator DPD RI Abdul Rachman Thaha. 

Abdul Rachman mengingatkan, Luhut bisa terancam pidana pasal penyesatan informasi atau penyebaran informasi hoaks soal big data penundaan pemilu 2024.

Hal itu menyusul klaim bahwa Luhut melihat data dari mesin big data yang mengatakan 60 persen, dari 110 juta pengguna medsos di Indonesia setuju penundaan pemilu 2024.

(BACA JUGA:Kalau Pilpres Diadakan Sekarang, Ganjar Pranowo Jadi Capres Menang di Dua Provinsi)

Dikatakan ART (panggilan akrabnya, red) dirinya mengingatkan ancaman pidana itu, karena Menko Luhut tidak membeberkan bukti. 

Atau menanggapi klaim sebaliknya yang disampaikan banyak pihak, termasuk pegiat media sosial di tanah air. 

“Itu kan Pak LBP terus diam dan menghilang. Tidak lagi bicara soal big data itu. Padahal banyak pihak menyatakan klaim itu tidak benar atau bohong. Lha kalau bohong terus disebar kan namanya penyebar hoaks. Kan ada ancaman hukuman bagi penyebar hoaks,” kata ART dikutip laman resmi DPD, Rabu, 16 Maret 2022. 

(BACA JUGA:Pengemudi Ojol Ikutan Parade Pembalap MotoGP, Tujuannya Mau Hijaukan Jakarta)

Masih menurut ART, sudah banyak orang dan aktivis yang masuk penjara dengan jeratan pasal penyebaran hoaks, baik melalui UU ITE maupun KUHP. 

Lalu apa bedanya dengan yang dilakukan Menko Luhut yang menyebar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Ini seperti rilis hasil survey-lah, yang salah satu tujuannya untuk membentuk opini di publik. Atau untuk agenda setting publik. Supaya masyarakat terpersepsi bahwa si A atau si B calon potensial. Kan kita tahu itu. Yang dilakukan LBP ini sama,” kata ART.

“Tetapi rupanya pola ini gagal memprovokasi masyarakat untuk percaya. Dan gagal memprovokasi tokoh-tokoh untuk mendukung. Yang terjadi malah sebaliknya. LBP malah dikeroyok oleh data yang menyatakan sebaliknya,” tandasnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: