Ngeri! Harga Minyak Brent Tembus USD130 Per Barel, Tertinggi Sejak 2008

Ngeri! Harga Minyak Brent Tembus USD130 Per Barel, Tertinggi Sejak 2008

Harga minyak Brent dan WTI melejit, tertinggi sejak 2008-pexels-pixabay-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga minyak meroket ke level tertinggi sejak 2008 karena penundaan penyelesaian perundingan nuklir Iran dan potensi kembalinya pasokan Iran ke pasar global, yang sudah mengalami tekanan akibat gangguan pasokan Rusia.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melambung USD12,28, atau 10,4 persen, menjadi USD130,39 per barel pada pukul 06.05 WIB. 

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melonjak USD10,70, atau 9,3 persen, menjadi USD126,38 per barel.

(BACA JUGA:IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat, Berikut Rekomendasi Saham Para Analis)

Demikian mengutip laporan  Reuters,  di New York, Minggu 6 Maret 2022 atau Senin 7 Maret 2022 pagi WIB.

Dalam beberapa menit pertama perdagangan pada sesi Minggu, kedua  benchmark  itu melejit ke level tertinggi sejak Juli 2008 dengan Brent di posisi USD139,13 per barel dan WTI di USD130,50.  

Kedua kontrak mencapai tingkat tertinggi pada Juli 2008 dengan Brent di USD147,50 per barel dan WTI di USD147,27.  

(BACA JUGA:Kenaikan Harga Komoditas Jadi Sentimen Penguatan IHSG Sepekan Kedepan)

Perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia terperosok dalam ketidakpastian, Minggu, menyusul tuntutan Rusia untuk jaminan Amerika bahwa sanksi yang dihadapinya atas konflik Ukraina tidak akan merugikan perdagangannya dengan Teheran. China juga mengajukan tuntutan baru, menurut narasumber.

Menanggapi tuntutan Rusia, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Minggu, mengatakan sanksi yang dikenakan pada Rusia atas invasi Ukraina tidak ada hubungannya dengan kesepakatan nuklir potensial dengan Iran.

"Iran adalah satu-satunya faktor  bearish  nyata yang menggantung di pasar, tetapi jika sekarang kesepakatan Iran tertunda, kita bisa mencapai  tank bottom  jauh lebih cepat terutama jika barel Rusia tetap berada di luar pasar untuk waktu yang lama," kata Amrita Sen, pendiri Energy Aspect.

(BACA JUGA:Wuih... Arab Saudi Bakal Gelontorkan Riyal Buat Proyek IKN Nusantara )

Sen mengatakan Brent bisa melesat menjadi USD125 per barel hari ini, dengan cepat mendekati level tertinggi sepanjang masa USD147, yang terakhir terlihat pada tahun 2008.

Pekan lalu, analis JP Morgan mengatakan minyak bisa melonjak menjadi USD185 per barel pada tahun ini.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: reuters