Ferry Koto Warning Ustad Hilmi: Hati-hati Anda Bisa Diduga Menghasut Kebencian ke Polisi

Ferry Koto Warning Ustad Hilmi: Hati-hati Anda Bisa Diduga Menghasut Kebencian ke Polisi

Zulfery Yusal Koto atau Ferry Koto--Twitter

JAKARTA-- FN.CO.ID- Aktivis gerakan koperasi, Zulfery Yusal Koto atau Ferry Koto mengingatkan ustad Hilmi Firdaus agar tidak lakukan provokasi terkait polemik Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Adapun Ustad Hilmi mengunggah sebuah video wawancara Tv One dengan Rizal Marito yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolres Purworejo. 

Dalam wawancara itu, Rizal Marito bilang bahwa warga Wadas berzikir menyebut 'Hasbunallah wani'mal wakil' adalah zikir untuk perang. 

Menurut Ferry Koto, video wawancara itu adaah video lama. Waktu itu Rizal Marito masih menjadi Kapolres Purworejo. Saat ini, Rizal Marito telah diganti oleh AKBP Fahrurozi sebagai Kapolres Purworejo sejak tahun 2021 lalu hingga saat ini.

(BACA JUGA: Soal Aksi Polisi di Desa Wadas, Copot Kapolda Jateng dan Polres Purworejo)

"Bukankah itu berita lama, peristiwa april 2021. Kenapa diangkat lagi sekarang dengan fokus ke hal itu? apakah sampeyan ingin memanasi kembali situasi Wadas yang sudah mulai tenang?" kata Ferry Koto di Twitter-nya, Senin 14 Februari 2022. 

Dia meminta Ustad Hilmi agar tidak menyebar kebencian dan hasutan.

"Sudara Hilmi hati-hati Anda dapat diduga menghasut kebencian ke Div Humas Polri.  Kapolresnya saat itu Rizal Marito telah diganti dengan AKBP Fahrurozi. Bijaklah menyebarkan informasi. Janga memanasi Wadas yang telah kondusif," ungkapnnya. 

Sebelumnya, dalam video itu, eks Kapolres Purworejo, Rizal Marito menyebut zikir yang berbunyi 'Hasbunallah wani'mal wakil' adalah zikir untuk perang. 

(BACA JUGA:Gubernur Bali Sebut Valentine Day Bukan Budaya Indonesia, Ustad Hilmi: Coba Kalau Itu Diucap Anies, Pasti Rame)

Rizal Marito menceritakan saat dia dan personelnya masuk di Desa Wadas untuk lakukan komunikasi dengan warga Wadas pada tahun 2021 lalu. Saat itu dia masih menjabat sebagai Kapolres. 

Dia mengatakan, mulanya pihaknya datang untuk membersihkan batu-batu dan sebagainya di Desa Wadas. Namun ada eskalasi warga yang meningkat. Warga menghadang kepolisian masuk ke Desa. 

"Kami membantu masyarakat membersihkan puing-puing batu-batu. Tapi ternyata ada plusnya. Ternyata masa makin meningkat eskalasinya di situ memang supaya polisi nggak boleh lewat" ujarnyaa.

"Saya sebagai Kapolres waktu itu memimpin langsung di tengah-tengah lapangan,  langsung melakukan komunikasi. Kita membangun komunikasi, imbauan, ajakan", sambung dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Nama

Tentang Penulis

Sumber: