Berdayakan Perempuan, BRI Jadikan Kelompok Wanita Tani Hidroponik di Bali Jadi Percontohan

Berdayakan Perempuan, BRI Jadikan Kelompok Wanita Tani Hidroponik di Bali Jadi Percontohan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pala yang berlokasi di Jalan Ratna, Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. -BRI for fin.co.id-BRI for fin.co.id

DENPASAR, fin.co.id – Pemberdayaan menjadi kunci mengangkat peran perempuan agar mampu berkarya dan berdikari. 

Keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan memiliki banyak fungsi, seperti mencapai kesetaraan dalam segala bidang serta meningkatkan kapasitas perempuan untuk memperoleh akses terhadap sumber daya.

Dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi perempuan, sehingga perempuan tersebut dapat lebih baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya.

(BACA JUGA:Antusiasme Masyarakat Tinggi, KPR BRI Virtual Expo Sukses Catatkan 4.000 Pengajuan)

Bukti nyata yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia yang ikut ambil bagian mewujudkan perempuan berdikari, melalui Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan. 

Bantuan program berupa pemberian pelatihan dan peralatan usaha bagi Komunitas Perempuan di satu wilayah.

Salah satu bukti nyata bantuan pemberdayaan kelompok perempuan BRI adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pala yang berlokasi di Jalan Ratna, Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. 

(BACA JUGA:Isu Dana Bansos Rp. 2,7 Trilun Tertahan di Himbara, Ini Respon BRI!)

KWT ini mendulang juara pertama program Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan BRI yang diikuti 18 KWT lain dari berbagai daerah di Indonesia.

Andriana, pendamping KWT Kota Pala, menceritakan bahwa KWT Kota Pala berdiri resmi pada 2019 dan fokus pada pemenuhan ketahanan pangan. 

Keterbatasan lahan di Desa Dajan Peken juga jadi pertimbangan.

“Walaupun hidup di lingkungan urban dengan daerah perkotaan yang sudah padat dengan bangunan dan penduduk tapi kita tetap bisa bertani. Saya menginisiasi Hidroponik supaya ibu-ibu di sini walaupun tidak punya lahan dan nggak punya halaman, namun tetap dapat bisa bercocok tanam,” kata Andriana.

Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota KWT Kota Pala terus bertambah menjadi 25 orang, para anggota memiliki tugas masing-masing. 

Sebanyak 6 orang mengurusi bagian produksi, produk turunan dari tanaman hidroponik seperti bayam, pokcoy, dan sebagainya, sementara sisanya bertugas merawat kebun.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lut

Tentang Penulis

Sumber: