Optimis Forum G7 dan G20 Respon Tuberkulosis dan Krisis Kesehatan

Optimis Forum G7 dan G20 Respon Tuberkulosis dan Krisis Kesehatan

Airlangga Hartarto sampaikan perkembangan kasus Covid 19 di Indonesia hingga penerapan PPKM.-ekon.go.id-ekon.go.id

JAKARTA, fin.co.id - Mengutip dari situs World Health Organization, setiap tahunnya terdapat sekitar 10 juta orang jatuh sakit akibat tuberkulosis (TB). 

Sebagian besar orang yang terjangkit TB tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, namun penyakit TB ini masih tersebar di seluruh dunia.

Meski merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan, tiap tahunnya sekitar 1,5 juta orang meninggal dikarenakan penyakit ini. 

(BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng Kepala, Pengakuan Dua Tersangka Pemerkosa Nenek 60 Tahun)

Dikarenakan penyakit TB dialami oleh penduduk berbagai negara di seluruh dunia, diperlukan upaya kolektif untuk melawan penyakit ini.

Dua forum yang diakui secara global yaitu G7 dan G20, dapat bekerja sama untuk memberi respon yang lebih kuat terhadap krisis kesehatan. 

"Dalam konteks tersebut, Indonesia sebagai Presidensi G20 dan Jerman sebagai Ketua G7, harus mengintensifkan koordinasi agar dapat mempertemukan prioritas forum-forum tersebut,” ucap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip Jumat, 21 Januari 2022. 

(BACA JUGA:Anies, Ganjar atau Risma? Tiga Nama Ini Disebut Pantas Pimpin DKI Jakarta pada 2024)

Adapun sebagai negara yang memegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berfokus kepada tiga prioritas utama yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi energi berkelanjutan.

“Indonesia bercita-cita untuk mempromosikan tindakan kolektif untuk menanggapi masalah kesehatan global dan berkontribusi terhadap arsitektur kesehatan global yang lebih kuat," ujarnya. 

"Indonesia juga berharap masyarakat global siap dengan sumber daya keuangan yang dapat dimobilisasi untuk memastikan pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan untuk masalah kesehatan global khususnya dalam hal prevention, preparedness, and response (PPR),” jelas papar Airlangga.

Oleh karena itu, pada akhirnya penting bagi G20 untuk lebih terlibat dalam Task Force on Finance & Health (TFHF). 

Adapun TFHF ditujukan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global tentang isu-isu yang berkaitan dengan PPR, mendorong pertukaran informasi best practice, mengembangkan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan, menilai dan menangani keadaan darurat kesehatan dengan dampak lintas batas, dan mendorong pengelolaan sumber daya yang efektif untuk PPR.

Terakhir, dalam menyinergikan prioritas G20 dan G7, Indonesia memandang penting bagi kedua Presidensi tersebut untuk membangun saluran komunikasi yang teratur. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lut

Tentang Penulis

Sumber: