Kepincut NFT, Erick Thohir Tantang Milienial Jadi Konten Kreator, Kamu Tertarik?

Kepincut NFT, Erick Thohir Tantang Milienial Jadi Konten Kreator, Kamu Tertarik?

Generasi muda Indonesia diminta memanfaatkan teknologi Non-Fungible Token atau NFT-opensea.io-opensea.io

JAKARTA, FIN.CO.ID - Menteri BUMN Erick Thohir meminta generasi muda Indonesia memanfaatkan teknologi Non-Fungible Token (NFT).

Teknologi NFT dinilai sangat positif mendorong milenial menjadi kreator. Anak muda harus produktif. Jangan menjadi generasi konsumtif. 

"NFT ini bagian daripada yang dinamakan Metaverse. Tentu ini sangat positif. Generasi muda Indonesia dengan jumlah populasi yang sangat besar berpotensi menjadi kreator. Karena itu, kita mendorong memanfaatkan teknologi ini untuk sesuatu yang bernilai positif," kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (19/1/2022).

(BACA JUGA:Youtube Dorong Kreator di Luar Jakarta)

Saat ini Metaverse berkembang dan menjadi tren di dunia. Metaverse membangun sebuah dunia baru dengan sistem keuangan terdesentralisasi.

"Teknologi ini luar biasa. Ketika dulu seorang pelukis menghasilkan karyanya lalu ditransaksikan dari pembeli A ke pembeli B, maka pelukisnya tidak mendapat apapun dari transaksi tersebut," lanjutnya.

Namun saat ini begitu ada otentifikasi, lukisan itu ketika diperdagangkan dan disertai teknologi cryptocurrency serta sistem blockchain, maka setiap transaksi yang terjadi, pelukisnya mendapatkan komisi 10 persen.

(BACA JUGA:YouTube Suguhkan Fitur Stories untuk Kreator Terpilih)

Selain itu, dalam gim sekarang ini ada yang namanya game finance. Dulu ketika main gim, harus mengeluarkan uang. Tetapi saat ini bermain gim justru mendapatkan uang.

"Ini jadi kesempatan bagi generasi muda. Jangan hanya memainkan gim. Tetapi, masuk ke dalam ekosistem dari gim tersebut. Lalu, kenapa Intellectual property (IP) lokal harus didaftarkan. Kenapa pula konten kreator ke depan menjadi sangat penting," tutur Erick. 

Dikatakan, banyak riset menyatakan generasi muda Indonesia ingin menjadi YouTuber atau online gamers. Keinginan tersebut, kata Erick, tidak jadi masalah.

(BACA JUGA:Erick Thohir Tunjuk CEO Dentsu Indonesia Maya Watono Jadi Direktur Marketing InJourney)

Sebaliknya, hal itu dapat menjadi bagian dari penciptaan lapangan kerja. Sebab, hingga dengan 2034 Indonesia membutuhkan 17,5 juta tenaga kerja yang melek teknologi. 

"Kalau generasi muda Indonesia tidak melek teknologi, maka kesempatan kerja ini bakal diambil bangsa lain. Ini yang perlu diantisipasi," tukasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Huse

Tentang Penulis

Sumber: berbagai sumber