Cina Hancurkan Ratusan Pemakaman Uighur

Cina Hancurkan Ratusan Pemakaman Uighur

JAKARTA - Otoritas Cina diduga menghancurkan ratusan pemakaman Uighur di Xinjiang. Cina tampaknya telah menghancurkan kuburan tradisional Uighur selama beberapa tahun, sebagai bagian kampanye terkoordinasi untuk mengendalikan kepercayaan Islam dan kelompok minoritas Muslim di sana. Berdasarkan sumber-sumber di komunitas Uighur dan analisis ratusan citra satelit, ditemukan 100 lebih kuburan yang telah dihancurkan, sebagian besar hanya dalam dua tahun terakhir. Pelaporan ini didukung oleh lusinan pemberitahuan resmi pemerintah Cina yang mengumumkan relokasi kuburan. Penghancuran kuburan Uighur pertama kali dilaporkan pada Oktober oleh kantor berita Prancis AFP dan analisis citra satelit Earthrise Alliance. Mereka menemukan setidaknya 45 kuburan telah dihancurkan sejak 2014. Jurnalis AFP mengunjungi beberapa situs pemakaman yang hancur. Mereka menemukan beberapa tulang yang kemudian dikonfirmasi oleh para ilmuwan dari foto adalah sisa-sisa kerangka manusia. Sementara penjelasan resmi terkait penghancuran makam adalah untuk pembangunan kota atau standardisasi kuburan-kuburan tua. Namun, orang-orang Uighur di luar negeri mengatakan perusakan itu adalah bagian dari upaya untuk menghapus identitas etnis mereka dan mengendalikan setiap aspek kehidupan mereka. "Ini semua adalah bagian dari kampanye Cina untuk secara efektif menghapuskan bukti siapa kita, untuk secara efektif menjadikan kita seperti orang Cina Han," kata Salih Hudayar, yang mengatakan kuburan tempat kakek nenek buyutnya dikuburkan telah dihancurkan, menurut laporan The Telegraph. "Itulah sebabnya mereka menghancurkan semua situs bersejarah ini, pemakaman ini, untuk memutuskan hubungan kita dari sejarah kita, dari ayah kita dan leluhur kita," katanya. Pemerintah Cina tidak menyangkal atas perusakan makam. "Pemerintah di Xinjiang sepenuhnya menghormati dan menjamin kebebasan semua kelompok etnis untuk memilih kuburan, dan metode pemakaman dan penguburan," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina. Satu pemberitahuan resmi yang mengumumkan "relokasi" pemakaman di barat kota Aksu mengatakan perlu dipindahkan untuk memenuhi permintaan perencanaan kota dan mempromosikan pembangunan. Seorang sejarawan bernama Rian Thum menggunakan citra satelit sebagai bagian dari penelitiannya tentang Islam di Cina. Thum mengkonfirmasi, bahwa sebagian besar gambar satelit yang dibagikan kepadanya tidak diragukan lagi adalah kuburan yang sudah dihancurkan. Keempat ahli lainnya memverifikasi sisa situs. "Ini adalah fenomena yang membentang tepat di seluruh wilayah Xinjiang," kata Thum. Pada konferensi pers pada 16 Desember, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan bahwa kebebasan berkeyakinan warga negara sangat dilindungi di Xinjiang, dan bahwa masyarakat setempat mendukung langkah pemerintah Cina untuk memerangi terorisme dan menjaga stabilitas. (der/afp/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: