Terjerat Corona, Jumlah Wisman Drop

Terjerat Corona, Jumlah Wisman Drop

JAKARTA - Pemerintah makin dibuat pusing dengan mewabahnya virus corona yang berdampak pada sektor pariwisata nasional. Beberapa solusi pun dicari salah satunya menggenjot pariwisata domestik melalui pemberian diskon tarif penerbangan sampai mengalihkan rute pesawat. Langkah ini pun belum tentu membuahkan hasil. Ini berkaca dari torehan tahun 2019, wisman hanya 16,3 juta kunjungan dari 18 juta kunjungan yang ditargetkan. ”Skema pemberian diskon tarif pesawat diharapkan dapat memacu geliat pariwisata dalam negeri. Rute dengan diskon didominasi ke Bali, Sulawesi, Kepulauan Riau. Ini sejalan dengan arah presiden, ada prioritas-prioritas tertentu,” terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio usai rapat koordinasi pembangunan infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jakarta, Jumat (7/1) Ketiga destinasi pariwisata tersebut menjadi beberapa lokasi yang terdampak penurunan kunjungan wisatawan karena larangan penerbangan dari dan ke Cina akibat mewabahnya virus corona. ”Untuk saat ini wisman paling banyak di Bali itu Australia, bukan dari Cina ya. Tapi memang banyak, maka pasti punya dampak terhadap industri pariwisata. Bukan hanya Bali, di Sulawesi Utara di Kepulauan Riau dan beberapa daerah juga kena dampak yang cukup besar,” jelasnya. Wishnutama menambahkan, langkah penguatan koordinasi dengan sejumlah maskapai terus dimantapkan termasuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk pengalihan rute atau penambahan frekuensi rute pesawat ke Indonesia dari negara lain selain Cina.”Segera, dan Insya Allah dalam waktu dekat akan ada tambahan frekuensi atau tambahan rute dari luar negeri ke Indonesia,” imbuhnya. Kendati demikian, mantan CEO NET TV itu mengaku belum bisa merinci negara mana yang akan disasar karena masih harus dibahas secara teknis. ”Artinya kalau belum deal kami tidak bisa umumkan. Tetapi ini juga bukan hal yang mudah karena kan men-shift rute pesawat itu bukan hal yang sederhana. Jadi perlu kajian teknis, dan lain sebagainya. Tapi memang sesegera mungkin,” jelasnya. Wishnutama juga menyebut, seat capacity atau kapasitas kursi dalam penerbangan menuju Indonesia tidak sebanding dengan target kunjungan wisman yang dibidik pemerintah. ”Bisa kita cek deh. Thailand misalnya, seat capacity-nya itu ada 57 juta seat capacity. Indonesia ada jauh di bawah itu. Jadi, pada saat kami kalkulasi seat capacity dengan target tahun lalu 20 juta itu, sudah nggak nyambung. Kecuali wisatawan disuruh berenang ke Indonesia,” paparnya. Pemerintah, lanjut Wishnutama, akan berupaya meningkatkan kapasitas kursi penerbangan menuju Indonesia. ”Dengan Garuda Indonesia kita sudah bicara termasu maskapai internasional. Ya, baru beberapa maskapai, dan nanti akan ada pertemuan lanjutan. Belum selesai,” imbuhnya. Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik memperkirakan jumlah wisman sepanjang tahun 2019 mencapai 16,3 juta kunjungan. Angka itu di bawah target yang ditetapkan Kementerian Pariwisata, yakni sebesar 18 juta kunjungan. ”Bulan Desember kalau kita asumsikan sama dengan tahun lalu yang 1,4, maka jumlah wisman kita nanti akan sekitar 16,1 sampai 16,3 juta. Kita lihat nanti yang biasanya meningkat,” kata Suhariyanto. BPS telah mencatat secara kumulatif dari Januari hingga November 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 14,92 juta kunjungan. Angka itu naik 3,55 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 14,40 juta kunjungan. ”Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 9,03 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 3,84 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 2,05 juta kunjungan,” ungkapnya. Menurut dia, kenaikan jumlah wisman dibanding 2018 karena ada beberapa faktor. Salah satunya karena pada 2018 terjadi bencana alam di Bali dan Lombok yang membuat penurunan wisman. Sebelumnya, Kementerian Pariwisata saat dipimpin oleh Arief Yahya telah menurunkan target kunjungan wisman tahun 2019 dari 20 juta menjadi 18 juta. Pemangkasan target ini lantaran beberapa hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti bencana alam di sejumlah daerah di Tanah Air. (ful/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: