Ekspor 1.128,3 Ton Sarang Burung Walet

Ekspor 1.128,3 Ton Sarang Burung Walet

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan peningkatan produksi dan gerakan ekspor tiga kali lipat (Gratieks) untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pertanian nasional. Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya memenuhi potensi pasar produk peternakan yang masih terbuka luas. Salah satu komoditas dengan potensi pasar yang besar adalah sarang burung walet (SBW). Di Indonesia, terdapat 18 provinsi penghasil SBW dengan potensi lebih dari 800 unit rumah walet per provinsinya, dan sebanyak 520 rumah walet yang telah diregistrasi di Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. ā€¯Indonesia saat ini merupakan produsen terbesar sarang burung walet dunia. Produksi kita mencapai sekitar 79,55% produksi sarang burung walet dunia. Dari segi penjaminan, kita dorong semua produsen memiliki Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV)," ungkap I Ketut Diarmita, Dirjen PKH di Jakarta, Jumat (7/2).

BACA JUGA: Ekspor Udang Nenek Dihentikan

Berdasarkan data BPS, data ekspor sarang burung walet Indonesia tahun 2018 adalah sebanyak 1.291,9 ton dengan nilai USD 291.233.100 atau setara dengan 4,077 triliun. Sedangkan selama rentang waktu Januari sampai dengan November tahun 2019, Indonesia telah mengekspor 1.128,3 Ton sarang walet atau setara dengan 4.472 Triliun (Pusdatin Ditjen PKH 2019). Ada 12 negara tujuan ekspor SBW yaitu China, Hongkong, Vietnam, Singapura, USA, Canada, Thailand, Australia, Malaysia, Jepang, Laos, Korea. Sedangkan pangsa pasar terbesar untuk ekspor sarang burung walet dari Indonesia adalah Hongkong. "Ekspor SBW ke Hongkong mencapai 48% dari total ekspor Indonesia, menyusul Vietnam 28%, dan China 10%," tambah Ketut. Lebih lanjut, Dirjen PKH menerangkan bahwa salah satu upaya dalam peningkatan mutu dan daya saing sarang burung walet adalah melengkapinya dengan NKV. Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan produk hewan. Sementara, sebagai bentuk penjaminan serta pelaksanaan amanat undang-undang juga dilakukan pengawasan berbasis pengujian. "Sejak tahun 2005 sampai saat ini, tercatat sebanyak 2633 unit usaha bidang peternakan telah memiliki NKV, termasuk 64 unit usaha sarang burung walet," imbuh Ketut. Dalam rangka mendukung Gratieks, Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan ekspor SBW sebesar 30% pada tahun 2020 menjadi 1.466 ton, dan meningkat menjadi 2.200 Ton pada tahun 2022. "Untuk meningkatkan daya saing, kita dorong terus agar produk SBW tersertifikasi NKV, dan ekspor SBW ke depan akan lebih diarahkan kepada produk yang sudah diolah atau yang sudah mengalami proses pencucian," pungkasnya. Seperti diketahui, saat ini Cina mengalami wabah corona yang berdampak pada berbagai sektor perdagangan, salah satunya ekspor sarang burung walet. Ekspor SBW ke China 10% dari total ekspor Indonesia.

BACA JUGA: Telusuri Usulan Ekspor Ganja

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI) Boedi Mranata mengatakan, akibat wabah virus corona Pemerintah Indonesia menghentikan penerbangan langsung dari dan ke Cina 5 Februari 2020 kemarin sehingga membuat ekspor sarang burung walet Indonesia ke negeri tersebut terhambat. Alhasil pasokan harus dikirim ke negara terdekat Cina seperti Hongkong yang memiliki jalur ke negara tirai bambu. "Dari rabu pagi 00.00 tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Cina. barang-barang menumpuk. Ini posisinya kita ada dua cara ekspor langsung ke Cina dengan izin khusus, satu lagi lewat negara ketiga, Hongkong dan sebagainya," terang Boedi. Kendati memungkinkan untuk menggenjot ekspor ke negara lain, Boedi menilai hal itu tak mudah karena berbagai alasan. "Memang Cina negara pemakaian terbesar di dunia. Itu tradisi ratusan tahun. Edukasi negara lain mengikuti kebiasaan ini butuh waktu, kecuali ada riset meyakinkan diterima dunia," ucap Boedi. Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, sepertiga perdagangan sarang burung di dunia diperkirakan mencapai 210 ton per tahun atau setara 1,6 miliar dolar AS berasal dari Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Pada 2019, Indonesia memproduksi sekitar 70 persen dari total produksi dunia dengan nilai ekspor mencapai USD 291 juta. Sementara, Tiongkok merupakan negara dengan konsumsi sarang burung walet terbesar di dunia. Pada semester pertama 2019, Tiongkok mengimpor 557 ton sarang burung walet atau sekitar 115 juta dolar AS dan 60 persennya didatangkan dari Indonesia. "Yang Indonesia ekspor ke China secara resmi 140 ribu ton di tahun 2019. Sedangkan ekspor yang lewat negara ketiga dengan tujuan akhir ke Cina (dianggap tidak resmi) lebih dari 1.000 ton," ucap Boedi. (dim/fin/ful)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: