Air Mata Tumpah di Korat

Air Mata Tumpah di Korat

BANGKOK - Air mata keluarga 29 orang tewas tak juga reda. Isak tangis pecah mengiringi perjalanan saat para korban menuju pemakaman. Upacara khas Thailand diiringi doa-doa Budha dengan khitmad melepas kepergian jasad. Tragedi berdarah itu takan terlupa. Sambil memegang potret kerabat mereka dan berulangkali menyeka menyeka air mata, keluarga para korban tiba di pemakaman Senin (10/2) pagi di Kota Nakhon Ratchasima. Kota Korat—julukan Nakhon Ratchasima, menjadi kota yang aneh hari itu. Amukan pria bersenjata, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma yang akhirnya ditembak mati oleh satuan komando, tak bisa terlupakan. ”Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya,” kata kakek Mehta, Udom Prapotsang, di luar kamar mayat menunggu mendiang cucu sematawayangnya. Adalah Narissara Chotklang. Seorang Apoteker berusia 52 tahun, termasuk di antara sembilan orang yang meninggal di sana. ”Kami rindu dia, kepergiannya begitu tragis. Mengapa harus begini,” ujar bocah yang tak lain anak kandung Narissara. Upacara pemakamannya tak jauh dari kota tersebut. Ratusan pelayat berbaris, menuangkan air di atas karangan bunga melati yang diletakkan dengan hati-hati di atas tangannya yang terulur. Seorang bhikkhu dengan jubah oranye memimpin upacara doa. ”Peeraphat Palasan, nama ibuku. Ia ditembak mati ketika pria bersenjata itu saat melintas,” kenang seorang pria yang mengaku insinyur berusia 25 tahun. Sementara ayahnya, Witoon, berada di antara selusin pelayat seraya meratap, menangis, berlutut. Sementara tangannya tergenggam memegang dupa menghimpun doa. ”Jangan lagi ada tragedi ini. Kami benar-benar kehilangan,” ucap pria tua itu. Ya, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma menjadi orang yang paling berdosa. Senjata otomatis yang dibawanya nyaris menghabisi mereka yang datang ke mal siang itu. Tak hanya mereka yang berdiri di dipannya, pria sangar itu mencari mangsanya dengan menembakan peluru sampai menembus dinding toiled dan meja. ”Dia membawa senjata, tampak kiri dan kanan terus-menerus memberondongkan peluru,” kata Partiya kepada AFP. Nafasnya tersengal saat melihat kejadian berdarah itu. ”Nyaris saya mati,” ujar pelayan toko barangbarang rumah Jepang, Partiya Aree, (29). Ya, pasukan keamanan Thailand berhasil menembak mati sersan stress itu di bawah kerumunan massa. Awalnya polisi melansir 21 orang tewas, tapi setelah didapat jumlahnya bertambah menjadi 29 orang. Mereka menyebutkan pelaku tewas di pusat perbelanjaan di Kota Nakhon Ratchasima, tempat dia bersembunyi. Peristiwa kelam itu terjadi pada pukul 15.00, Minggu (9/2). (fin/ful)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: