Jumat, ABK Kapal Dream World Tiba

Jumat, ABK Kapal Dream World Tiba

JAKARTA - Sebanyak 188 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) kapal pesiar World Dream tiba di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta. Sementara 78 ABK Diamond Princess akan dijemput menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan 188 WNI ABK kapal pesiar World Dream akan tiba di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Jumat (28/2). "World Dream, Jumat (28/2) nanti sudah 'landed', sudah sandar dan langsung masuk ke Pulau Sebaru," kata Muhadjir di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa (25/2). Mereka saat ini masih berada di perairan internasional dekat Bintan, Kepualauan Riau karena ditolak bersandar di seluruh negara termasuk Indonesia. Hasil pemeriksaan kesehatan seluruh kru WNI terbebas dari virus COVID-19. Pelayaran terakhir mereka pada 9 Februari 2020 dari Hong Kong. Muhadjir menyebut, lokasi observasi di Pulau Sebaru lebih baik dari Natuna. Sebab sudah ada beberapa fasilitas penunjang. "Di sana lebih bagus dari pada di Natuna, kemarin karena di situ ada bangunan permanen penderita narkoba sehingga standar-standar dan di situ juga sudah ada peralatan medis," katanya. Dijelaskannya, 188 WNI tersebut akan diobservasi selama 14 hari.

BACA JUGA: Lima Kali Kebanjiran, Tina Toon Protes Keras Pemda DKI Jakarta

"Ya tetap 14 hari," ungkap Muhadjir. Moda transportasi penjemputan yaitu KRI Soeharso – 990 yang merupakan kapal rumah sakit milik TNI AL. Sementara 78 WNI yang berada kapal pesiar Diamond Princess masih menunggu negosiasi dengan pemerintah Jepang. "Dream World bukan didahulukan, penangannya gantian, makanya menunggu presiden kita sudah punya beberapa opsi. Presiden harus menimbang dan selalu beliau menyampaikan bahwa ini harus dipertimbangkan dengan penuh kehati-hatian tidak boleh ceroboh, tidak boleh grusa-grusu karema menyangkut nasib penduduk Indonesia," ungkapnya. Kapal tersebut kini berlabuh di Yokohama untuk menjalani masa karantina penyebaran virus COVID-19. Diketahui sebanyak 9 orang WNI terkonfirmasi terpapar oleh virus tersebut dan sedang menjalani perawatan di Jepang. Sejumlah WNI juga meminta agar pemerintah segera dievakuasi. "Jadi nanti kita tunggulah. Permintaan (WNI) ya pasti kita pertimbangkan, tapi kan kita juga harus pertimbangkan yang lain. Kita bukan mengulur tapi kita pertimbangkan betul, kan kita tidak ingin Indonesia jadi episentrum baru karena kalau jadi episentrum baru menyangkut 264 juta penduduk," jelas Muhadjir. Apalagi, menurut Muhadjir belum ada WNI di kapal Dream World yang terkena virus COVID-19. "Jadi kalau kapal Diamond Princess itu merupakan episentrum. Kalau Dream World belum sampai tingkat itu," tambah Muhadjir. Terkait penjemputan 78 WNI ABK kapak Diamond Princess, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto mengatakan akan melalui udara. Pesawat Garuda telah disiapkan untuk evakuasi. "Oleh karena itu kita sedang mengkoordinasikan lebih lanjut, tentunya dalam hal ini adalah Kementerian Luar Negeri, untuk teknis penjemputan. Pada prinsipnya kita akan menjemput dan masih diperlukan beberapa hal koordinasi diplomatik antara kita dengan pemerintah Jepang," katanya. Pemerintah bertindak lebih hati-hati mengingat terdapat kasus di mana negara lain yang terlebih dahulu mengevakuasi warganya mendapati mereka positif corona. Khusus awak Diamond Princess masa observasi lebih lama yaitu dua kali 14 hari atau sekitar 28 hari. "Namun, kita sudah menyiapkan satu skenario bahwa mereka akan dijemput dengan pesawat terbang. Tentunya pesawat terbangnya yang sudah memiliki registrasi penerbangan menuju ke (bandara) Haneda dan itu adalah pesawat Garuda," katanya. Yuri juga mengatakan terkait lokasi observasi, Pemerintah telah mempersiapkan fasilitas di Pulau Sebaru Kecil bagi 188 WNI ABK World Dream. "Mulai dari kemarin kesiapan pulau ini kita cek ulang. Beberapa teman-teman dari TNI sudah bergerak ke sana untuk melakukan pengecekan fungsi dan masih akan terus dilakukan pengecekan itu, serta perbaikan-perbaikan kecil," jelasnya. "Karena memang sebelumnya tidak pernah digunakan untuk jumlah yang besar dan lama," tambahnya. Dijelaskannya, ada delapan gedung bertingkat yang dibangun tahun 2008, semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Pulau Sebaru Kecil. Bangunan dilengkapi dengan kamar-kamar, ruang makan, dan dapur di pulau tersebut dirancang untuk klinik rehabilitasi bagi warga yang kecanduan narkoba. "Total ada 168 tempat tidur yang tersedia dan akan ditambah menjadi 200 tempat tidur," katanya. Selain itu, sudah ada pula genset berbahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan listrik. "Air bersih juga sudah tersedia," lanjutnya. Pada Rabu (26/2), Kementerian Kesehatan akan mengirimkan tim pendukung ke Pulau Sebaru Kecil, termasuk sub-tim kesehatan yang terdiri atas 30 orang. Anggota sub-tim kesehatan akan mendampingi dan memantau kondisi kesehatan WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal World Dream selama 14 hari masa observasi di Pulau Sebaru Kecil. Yuri melanjutkan, untuk mencegah penyebaran Seluruh Pulau Sebaru Kecil akan menjadi daerah Ring 1. Dan hanya dapat dimasuki oleh tim kesehatan dari Kemenkes. "Seluruh pulau adalah Ring 1, jadi siapapun yang memasuki daerah tersebut memasuki Ring 1. Ring 2 kita tempatkan di kapal yang membuang jangkar di sana, belum tentu KRI Dr Soeharso, bisa saja kapal yang lain," jelasnya. Hal itu dilakukan karena Ring 2 akan digunakan sebagai kendali administrasi dan jika menggunakan pulau lain maka jaraknya akan terlalu jauh dari wilayah observasi di Sebaru Kecil. Kapal yang berperan sebagai Ring 2 akan menjadi pusat kendali administrasi untuk memantau pasokan rutin logistik seperti makanan dan bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi mengatakan pihaknya mengirimkan 191 personel kesehatan di Pulau Sebaru. "Tim kesehatan dari TNI ini akan berangkat pada Rabu (26/2) dari Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara," katanya. Dikatannya, ke-191 personel kesehatan dari tiga matra TNI akan bergabung dengan tim dari BNPB dan Kementerian Kesehatan. "Tim aju sudah berada disana (Pulau Sebaru) untuk mengecek lokasinya. Besok (Rabu), tim kesehatan TNI dan lainnya akan berangkat. Mereka akan menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari tenda dan tempat observasi bagi WNI," ujarnya.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: