Kontak Langsung Tak Lantas Terinfeksi

Kontak Langsung Tak Lantas Terinfeksi

JAKARTA - Kekhawatiran yang berlebih atau paranoid terhadap virus corona justru membuat semakin rentan tertular. Sebab paranoid justru membuat imunitas tubuh melemah. Padahal jika kondisi tubuh baik, kontak langsung dengan pasien corona tak membuat langsung Terinfeksi. Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjelaskan tidak semua orang yang kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi corona atau Covid-19 langsung tertular. Semua tergantung dari daya tahan tubuh. "Tidak semua yang kontak akan sakit. Yang sakit karena imunitas tubuhnya rendah," katanya, Selasa (3/3).

BACA JUGA: Kondisi Terkini Dua Pasien Positif Corona, Ini Kata Dirut RSPI

Dia mencontohkan kasus 188 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream di Hong Kong. Mereka tidak tertular virus corona, padahal melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi Covid-19. "Kenyataannya 188 orang itu negatif semua padahal ada kontak di situ. Artinya tidak semua kontak akan jadi positif tergantung kondisi badan kita. Kalau Kondisi badan kita baik, imunitasnya baik, tidak akan mempan (terinfeksi virus)," tegasnya. "Jika imunitas tubuh kita kuat maka akan sulit terinfeksi virus," tambahnya. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat menjaga daya tahan tubuh tetap baik. Selain itu, tetap tenang dan menjaga kesehatan serta pola hidup bersih sehingga tubuh tidak mudah terjangkit penyakit. "Cara menjaga bukan dengan panik dengan paranoid khawatir namun dengan menjaga imunitas tubuh kita. Kalau sakit pakai masker. Kalau sehat tidak usah pakai masker," ujarnya. Ditambahkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto Covid-19 tidak akan menular melalui benda mati karena hanya bisa hidup kalau ada inangnya. "Ini kan penularannya dengan 'droplet' (percikan). Sekarang 'droplet tuh kan percikan. Apa iya ada orang yang batuk bersin percikannya sampai 10 kilometer? Kan nggak mungkin. Nah kalau dansa kan tidak mungkin punggung-punggungan kan?" ungkap Yuri. Dia juga menegaskan tak ada rencana penyemprotan disinfektan di sekeliling rumah pasien atau klub dansa. "Ngapain? Virusnya sudah tidak ada. Virus itu kayak benalu, hanya hidup di pohon yang hidup. Kalau pohonnya mati, virusnya mati. Lha kalau droplet atau percikan ini jatuh ke meja dan lebih dari 5-10 menit, mati selnya. Virusnya mati juga. Jadi virus ini tidak gentayangan kayak debu, harus ada inangnya karena dia hidup di dalamnya, kalau inangnya mati, matilah dia," terangnya. Dijelaskannya lagi, virus itu karakternya safe limited disease sehingga dengan daya tahan tubuh yang bagus, pasien akan sembuh sendiri serta tidak semua orang kontak akan menjadi sakit. "Coba di tempat kerja kita yang satu batuk pilek belum tentu yang lainnya ikut ketularan sakit kan, karena daya tahan tubuhnya," jelas Yuri.

BACA JUGA: Gejala Corona dan Bagaimana Menghindarinya

Hal senada diungkapkan dokter spesialis paru di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, Andika Chandra Putra. "Pada prinsipnya kalau yang namanya virus itu self limiting disease artinya tubuh kita bisa memberikan kemampuan untuk melawan dan tergantung kepada daya tahan tubuh, untuk menjaga daya tahan tubuh itu yang paling penting," katanya. Cara pencegahan sederhana terhadap penyebaran virus Covid-19 adalah dengan mencuci tangan dan menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi makanan sehat. Selain itu, berolahraga dan memiliki jam tidur yang cukup. Hal lainnya, penggunaan masker di tempat keramaian juga bisa dilakukan untuk menjaga dari orang-orang yang menderita penyakit lain seperti flu dan batuk. "Tentu kita selain mendapatkan nutrisi yang baik, tidur yang cukup, tentu hal-hal lain yang dapat menurunkan daya tahan tubuh seperti merokok atau minum-minum alkohol seperti itu harus kita hindari," tegas Ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: