Valencia vs Atalanta: La Dea Versus Virus Corona

Valencia vs Atalanta: La Dea Versus Virus Corona

MESTALLA - Sosok La Dea atau dewi berambut panjang yang sudah 107 tahun menjadi logo Atalanta punya arti penting bagi keperkasaan mereka musim ini. Ya, Atalanta Bergamasca Calcio menjadikan sosok tersebut bukan hanya sebagai logo, melainkan filosofi membangun serangan. Tim asal Bergamo memiliki niat mematahkan mitos bahwa klub Serie yang bertahan dan menjemukan. Membantai Valencia 4-1 dalam leg pertama 16 besar (19/2) adalah pembuktiannya. Kemenangan itu juga memecahkan rekor Duvan Zapata dkk yang belum pernah menang selama 7 tahun terakhir di fase gugur UCL. Tampil konsisten di 4 besar Serie A sebenarnya sudah cukup bagi skuat Gian Piero Gasperini. Namun, mereka menginginkan hal yang lebih. Salah satunya, menginjakan satu kaki di perempatfinal UCL pertamanya. Ini menjadi jawaban bahwa mereka adalah klub yang harus diperhitungkan kembali di Serie A. Termasuk di Eropa, saat menjadi tamu di Stadium Mestalla, kandang Valencia di leg kedua, dini hari nanti. (Siaran langsung Champions TV 2 Pukul 03.00 WIB). Bagi Valencia, kekalahan telak kemarin membuat mereka memiliki tugas yang hampir mustahil. Dilansir dari Opta, hanya ada empat dari 36 tim, yang kalah pada leg pertama sistem gugur dengan tiga gol atau lebih, berhasil membalikkan keadaan dan lolos ke babak selanjutnya. Di sisi lain, Atalanta seperti ingin mengikuti kisah Leicester City pada musim 2016/2017 sebagai tim debutan pertama yang mencapai babak delapan besar Liga Champions. Apalagi sejak matchday pertama, permainan menyerang dan tak kenal takut sudah dipraktekkan anak-anak Bergamo tersebut. Belum lagi ditambah, perolehan gol mereka yang tengah meroket di Serie A. Dari enam pertandingan terakhir, Atalanta telah mengemas 24 gol. Sayangnya, virus corona yang menyebar di Italia membuat leg pamungkas ini terganggu. Atalanta baru bisa menunggu izin dari pemerintah Spanyol, dalam hal ini keputusan kementerian kesehatan Spanyol, mengenai boleh atau tidaknya tim asal Italia itu datang ke Spanyol. Ahli hukum Spanyol, Angelo Cascella, mengatakan bahwa Atalanta harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemerintah Spanyol. Kendati demikian, laga ini berjalan sesuai jadwal kendati tanpa penonton. "Atalanta membutuhkan izin, saya melihat mereka juga profesional menanggapi situasi ini," paparnya kepada Efe. Dilansir dari Marca, Kementerian Kesehatan Spanyol mengeluarkan rekomendasi agar tiap laga antara tim Spanyol melawan klub dari Italia digelar tertutup, Selasa (3/3) lalu. Laga-laga tersebut adalah Valencia vs Atalanta dan Barcelona vs Napoli di pentas Liga Champions, serta Sevilla Vs AS Roma dan Getafe vs Inter Milan di panggung Liga Europa. Kritik keras atas larangan tersebut juga datang dari pemain Valencia. Lewat akun instagramnya, Kapten Valencia Dani Parejo mengkritik keputusan UEFA untuk menutup Mestalla dalam laga dini hari nanti berbau politis. Menurutnya, panitia pelaksana seperti kurang konsisten. ""Setiap kali kita pergi ke lapangan, kita memberikan semua untuk bisa menang,bukan pasrah menghadapi situasi, "tulis Parejo. Parejo juga mengkritik panitia dan otoritas setempat terlalu paranoid. Mengingat Bergamo, lokasi Atalanta bukan merupakan wilayah zona merah virus corona. " Saya orang pertama yang geram bagaimana krisis global tidak dapat dikelola dengan baik oleh Spanyol, tergantung pada wilayah tempat Anda tinggal, "tambahnya. "Jika pertandingan melawan Atalanta berbahaya, kerumunan besar di jalanan selama beberapa hari ini bahkan lebih berbahaya karena berbagai alasan. Apakah ada larangan di Anfield, di Red Bull Arena, di Etihad [Stadion], di Camp Nou, di Allianz [Stadion] di Turin dan di Allianz [Arena] di Munich," tandasnya. (fin/tgr)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: