Tambahan Libur Belum Tentu Dongkrak Sektor Pariwisata

Tambahan Libur Belum Tentu Dongkrak Sektor Pariwisata

JAKARTA - Keputusan untuk menambah empat hari libur atau cuti bersama untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai swasta di tahun 2020 guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional dianggap belum tentu efektif. Sektor industri pariwisata masih akan lesu di tengah mewabahnya virus corona yang semakin masif. Hal itu seperti dikatakan ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. Penambahan libur tahun 2020 belum tentu bisa bisa meningkatkan daya beli masyarat, justru akan menurunkan konsumsi masyarakat. "Belum tentu efektif (tambahan libur) dan bisa menurunkan konsumsi masyarakat," kata Bhima, kemarin (9/3). Bhima menjelaskan, di tengah mewabahnya virus corona di dunia, bahkan saat ini dinyatakan pasien positif di Indonesia bertambah menjadi 19 orang. Tentu kondisi demikian akan berdampak terhadap ekonomi domestik. Jadi hari libur ditambah tak akan mampu mendongkrak sektor pariwisata, sebab banyak masyarakat lebih memilh mencari aman ketimbang untuk keluar rumah baik sekadar belanja maupun libran ke luar rumah. "Sangat aneh ya kalau ada dampak libur yang signifikan ke ekonomi. Justru masyarakat akan lebih banyak untuk berdiam diri di rumah, menunda ke pusat perbelanjaan, sehingga daya beli masyarakat akan lesu. Dengan demikian, sektor pariwisata masih akan berdampak karena virus corona," tutur dia. Di sisi lain, menurut dia, dampak penambahan hari libur akan meningkatkan pesanan antar makanan. Kecendrungan ini berada di kota-kota besar. Hal ini masih terkait virus corona. Berbeda dengan INDEF, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah. Dia menyebutkan, penambahan cuti libura sedikit akan meningkatkan ekonomi di sektor pariwisata. Namun kata Piter, dengan mewabahnya virus corona yang belum bisa teratasi, masyarakat lebih memilih berlibur di dalam negeri ketimbang di luar negeri. Hanya saja jumlah yang berlibur terbatas. "Ya sangat memungkinkan masyarakat akan memanfaatkan waktu untuk traveling dengan adanya penambahan waktu libur. Tetapi masyarakat lebih senang berlibur di dalam negeri daripada berisiko di luar negeri (takut terinfeksi virus corona)," ujar Piter. Peningkatan jumlah wisatawan lokal yang berlibur di destinasi wisata domestik tak dipungkiri karena adanya diskon tiket pesawat. Kendati demikian, jumlah kunjungan wisatawan lokal masih tetap rendah selama masih diteror virus corona. "Perlu dicatat bahwa selama masih ada wabah corona, minat masyarakat untuk traveling akan rendah baik ke luar negeri maupun dalam negeri," katanya. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah sebelumnya mengatakan, penambahkan empat hari libur atau cuti besama untuk PNS dan pegawai swasta di tahun ini diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu, menurut dia, berkacara pada tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan ekonomi meningkat saat hari libur banyak. "Bila mengacu pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2019 di mana hari liburnya lebih lama satu hari, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 lebih baik. Untuk itu, dari liburnya cuma 20 hari di 2020 kemudian menjadi 24 hari, harapan kami pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin baik," kata dia, kemarin, di Jakarta (9/3). Dari penambahan hari libur ini, kata dia, diharapkan bisa mengerek di sektor ekonomi pariwisata seperti destinasi wisata, hotel, hingga restoran. "Saya kira karena kita harap masyarakat semakin mengenal Indonesia maka pariwisata akan meningkat. Kemudian dampak ikutan dari pariwisata itu akan banyak sekali, teman-teman yang memiliki usaha kuliner di bidang industri kreatif lain akan memiliki dampak," ucap dia. Pun demikian dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Dia meyakini adanya penambahan libur pada tahun 2020 akan berdampak positif pada sektor pariwisata. "Pasti ya, akan memberikan dampak positif untuk pariwisata. Ini karena orang akan memanfaatkan libur untuk berpariwisata," kata dia. Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) penyebaran wabah virus corona telah menekan sektor pariwisata. Adapun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia turun 7,62 persen pada Januari 2020. Jumlah kunjungan wisman hanya sebesar 1,27 juta pada Januari 2020, lebih rendah dari Desember 2019 sebesar 1,37 juta kunjungan. Namun, sedikit lebih tinggi dari Januari 2019 sebanyak 1,2 juta kunjungan. Kunjungan wisman berkurang dari sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, hingga Australia.(din/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: