Ramadhan, Batasi Aktivitas di Masjid

Ramadhan, Batasi Aktivitas di Masjid

JAKARTA - Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan mengeluarkan surat edaran pembatasan aktivitas di masjid selama bulan Ramadhan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan Virus Corona (Covid-19). Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (JK) mengatakan akan melakukan pembatasan aktivitas di masjid selama Ramadhan. Hal tersebut sangat penting, mengingat wabah corona sudah menjadi pandemi dunia. "Tentu ada (pembatasan), masing masing masjid akan membatasi gerakan di masjid," katanya di Kantor Pimpinan Pusat DMI, Jakarta Selatan, Jumat (13/3). Dijelaskannya, nantinya masing-masing ketua DMI provinsi akan mengeluarkan surat edaran. Tentunya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada di masjid. Pembatasan aktivitas tersebut, yaitu jamaah diimbau tidak melakukan kegiatan terlalu lama di masjid. Begitu pula dengan kegiatan khotbah, dibatasi waktu maksimal 15 menit. "Kalau Tarawih juga diatur oleh masing-masing masjid, kalau biasa di masjid delapan rakaat selebihnya dikerjakan di rumah saja, jangan terlalu lama," kata mantan Wakil Presiden Indonesia itu.

BACA JUGA: Darurat Corona, Tutup Seluruh Pintu Masuk

Selain pembatasan aktivitas, pengurus masjid diminta untuk membersihkan masjid menggunakan karbol usai digunakan. Sehingga masjid tetap bersih terhindar dari penularan Covid-19. "Jadi setiap hari dibersihkan, jadi karbolnya harus ada, Kalau karbol kita siapkan 2 juta botol se-Indonesia," kata JK. Dikatakannya, karbol yang disiapkan akan dibagikan ke masjid-masjid yang membutuhkan terutama yang tidak mampu membeli karbol. Ditambahkan, Ketua Umum DMI DKI Jakarta Haji Makmun Al Ayubi memendekkan khutbah itu dibolehkan. Bahkan ada hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim: "Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah merupakan ciri dari kefaqihan seseorang." "Untuk khutbah Jumat bisa disingkat, ada dalilnya, rukun khutbah sudah jelas paling sedikit dua menit, isi khutbahnya cukup nasihat untuk ketaqwaan," katanya. Terkait, shalat tarawih, dia mengatakan, tidak bisa dipercepat. Namun, masjid bisa melaksanakan dengan rakaat yang biasa dan bacaannya tidak harus mengkhatamkan satu juz Alquran. "Jadi Shalat Tarawih tidak bisa dibikin cepat, hanya rakaat yang umum saja, bacaan shalatnya tidak panjang-panjang," katanya. Terpisah, Menteri Agama Fachrul Razi menegaskan pemerintah tidak melakukan pembatasan khutbah Jumat seperti yang dilakukan pemerintah Arab Saudi. "Belum ada (pembatasan). Kita belum melakukan itu. Kita masih tetap melakukan salat Jumat seperti biasa," katanya seusai menemani Presiden Jokowi melihat penyemprotan disinfektan di Masjid Istiqlal Jakarta. Terkait shalat tarawih dan buka puasa bersama di bulan Ramadhan akan tetap dilakukan. "Kami sepakat tarawih maupun buka puasa bersama tetap kita adakan seperti biasa kecuali ada situasi menjadi sangat jelek. Mudah-mudahan tidak terjadi. Nanti kita ambil langkah-langkah lain yang lebih baik dalam menghadapi ini tapi kami garisbawahi bahwa sementara waktu ini sampai ada perubahan dan mudah-mudahan tidak ada perubahan salat tarawih maupun salat jemaah lainnya dan juga buka puasa bersama tetap kita jalankan sebagaimana mestinya," ungkapnya. Sedangkan Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar menambahkan, pihaknya sudah membuat sejumlah opsi persiapan ibadah di bulan Ramadhan. "Kami lebih mendetail yang kecil-kecil seperti mikforon kami sterilkan karena setiap pembicara itu lain, uang receh kan ada uang china, dolar, penularan melalui uang juga kami sterilkan, aparat kami bertugas di situ. kami menyiapkan sabun, antiseptik di daerah tertentu," katanya.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: