SBY Kritik Penanganan Corona

SBY Kritik Penanganan Corona

JAKARTA - Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik penanganan virus corona atau Covid-19. Menurutnya apa yang telah dilakukan terkait penanggulanan Covid-19 tak terintegrasi. "Koordinasi dan sinergi antarnegara kurang. Hampir semua negara bertindak secara unilateral, sendiri-sendiri. Padahal, wabah corona ini menyebar melalui interaksi antarmanusia sedunia. Ini kritik saya," kata SBY dalam pidato pembukaan Kongres V Partai Demokrat, di Convention Centre (JCC) Jakarta, Minggu (15/3). Dia pun berharap koordinasi, sinergi dan kerja sama antarnegara dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Baginya, situasi global dan kawasan Asia Pasifik tidak selalu cerah, sementara Indonesia juga memiliki permasalahan dan tantangan internalnya.

BACA JUGA: Imbas Corona, Industri Properti Kembali Lesu

"Adanya dua krisis besar yang tengah membayangi dunia, pertama, pandemi virus corona yang mengancam keselamatan manusia (human security), kedua goncangan ekonomi yang bisa melumpuhkan perekonomian global," katanya. Dikatakannya, sebelum ada kedua ancaman tersebut, dunia telah menghadapi tantangan besar, misalnya geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia, terjadinya perang dagang dan resesi ekonomi, serta lompatan teknologi yang membuahkan kejutan dan "disruption" pada kehidupan manusia. "Kita berharap, dunia tidak gagap dan tidak terlambat menghadapi semua ini," katanya. Terpisah, anggota Komisi VI DPR Putu Supadma Rudana meminta agar Pemerintah Indonesia benar-benar mengambil langkah serius soal penanganan Covid-19. Menurutnya Lockdown perlu dilakukan dan dapat dimulai dari Bali, Batam, dan Jakarta. Pemerintah harus menindaklanjuti rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang disampaikan melalui surat Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada Presiden Jokowi. "Rekomendasi WHO, sebaiknya ditindaklanjuti menjadi darurat nasional, mengingat perkembangan kasus Corona di Indonesia tiap hari semakin meningkat. Pemerintah jangan menunggu wabah ini menjadi seperti efek bola salju, yang bergulir dari kecil dan akan terus membesar, ini seperti fenomena gunung es. Jadi, saat ini waktu terus berjalan, jadi pemerintah tidak usah bingung dan gagap, segera ambil sikap berlakukan lockdown nasional selama beberapa pekan untuk menekan penyebaran virus Corona ini," katanya dalam persnya. Indonesia, menurutnya harus melakukan kerja sama secara menyeluruh dengan WHO sebagai komitmen ikut terlibat dalam menjaga keamanan kesehatan dunia global health security, Mengingat negeri ini mempunyai jumlah populasi penduduk terbanyak keempat di dunia. Wakil ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) ini mencontohkan Amerika Serikat, Saudi Arabia, dan Italia telah melakukan lockdown. Indonesia pun didorong melakukan hal serupa.

BACA JUGA: Kabar Bohong Bertebaran, Giliran Orang Dekat Presiden Kena Imbas

"WHO sejak awal sudah mengkhawatirkan Indonesia dengan memberikan peringatan dan disurati. Karena itu, saya mengimbau, mendorong, dan mendukung pemerintah untuk wajib melakukan lockdown secara nasional segera mungkin, yang mana lockdown dapat dimulai di tiga pintu gerbang utama Indonesia, yaitu Bali, Batam, dan Jakarta, untuk meminimalisir perkembangan dan penyebaran virus Corona. Pemerintah harus semaksimal mungkin dalam menangani kasus pandemi Corona ini," ucapnya. Status lockdown juga diusulkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan pihaknya bakal segera bertemu dengan Presiden Jokowi terkait status lockdown. "Ya kan kita lihat begini, semua kalau perlu dilakukan (lockdown) seperti sekolah, universitas, untuk diliburkan terlebih dahulu," katanya. Dengan diberlakukan lockdown, diharapkan dapat menekan penularan virus Corona. "Kita bicarakan kemungkinan (lockdown), kita diskusi lah," katanya. Rosan juga meminta pemerintah untuk lebih memprioritaskan keselamatan masyarakat Indonesia, dari pandemi virus Corona yang semakin meluas di berbagai wilayah nusantara. "Kita ingin agar kesehatan masyarakat Indonesia terjaga agar tidak terkena," jelasnya. Dia juga berencana menginstruksikan dunia usaha menerapkan kerja dari rumah (work from home). "Tidak semua bidang bisa bekerja di rumah. Kalau misalkan buruh mana bisa bekerja di rumah, tapi mungkin kalau programmer tidak apa-apa," terangnya.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: