Jokowi Mulai Batasi Diri

Jokowi Mulai Batasi Diri

JAKARTA - Setelah Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, positif tertular virus Corona alias COVID-19, pihak istana ekstra hati-hati. Untuk mencegah hal itu, Presiden Joko Widodo mulai membatasi tatap muka. Termasuk dengan para menterinya. Buktinya Senin (16/3) kemarin, Jokowi tidak mengundang para menteri untuk bertemu secara langsung. Kepala Negara memimpin rapat terbatas melalui teleconference. Rapat membahas percepatan ekonomi menghadapi tekanan virus Corona. Rapat itu diikuti antara lain, Menkes Terawan Agus Putranto, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menlu Retno LP Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam rapat itu, Jokoowi meminta para menteri berani menahan anggaran pertemuan-pertemuan yang tidak perlu. "Anggaran-anggaran yang berkaitan dengan paket-paket perjalanan dinas, meeting-meeting pertemuan yang tidak perlu ini agar ditahan lebih dulu," kata Jokowi di Istana Bogor, Senin (16/3). Menurut Jokowi, saat ini situasinya sangat berbeda. Para menteri harus berani menahan anggaran dari program-program yang ada. Sehingga anggaran bisa alihkan sebesar-besarnya untuk menolong masyarakat, buruh, petani, nelayan, pekerja, dan usaha kecil. Jokowi juga sudah meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalihkan dana ke arah peningkatan tingkat konsumsi masyarakat. "Kalau perlu dibekukan lebih dulu dana Rp40-an triliun. Agar segera bisa dialihkan untuk program-program yang berkaitan dengan konsumsi dan daya beli masyarakat. Baik petani, nelayan, buruh, usaha kecil, usaha mikro. Saya kira arahnya ke situ," tegas Jokowi. Hingga Senin (16/3) terkonfirmasi di seluruh dunia ada 170.071 orang yang terinfeksi virus Corona. Dari jumlah itu, 6.525 orang meninggal dunia. Sedangkan 77.778 orang dinyatakan sembuh. Kasus di Cina mencapai 80.866 kasus. Di Italia 24.747 kasus, di Iran 13.938 kasus dan Korea Selatan 8.236 kasus. Jumlah kematian tertinggi terjadi di Cina. Yakni 3.213 kasus. Disusul Italia sebanyak 1.809 kasus. Sedangkan Iran sebanyak 724 kasus. Hingga saat ini ada sekitar 115 negara yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. Imbauan pemerintah untuk menahan diri tidak keluar rumah, tampaknya sulit dipatuhi. Jika memang tidak dapat melakukan isolasi mandiri dan harus beraktivitas di luar, masyarakat bisa menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain. Ini sebagai bentuk pencegahan penularan COVID-19. "Untuk transmisi COVID-19 ini jaraknya satu meter sampai 1,5 meter. Karena itu, dianjurkan minimal satu meter jaga jarak dengan orang lain," kata spesialis paru-paru RS St. Carolus, Andika Chandra Putra, di Jakarta, Senin (15/3). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri dalam bentuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Ini untuk mencegah naiknya penularan COVID-19 di Indonesia. Andika menyebut jika ingin secara penuh mengaplikasikan batasan interaksi sosial harus disertai dengan kebijakan bekerja dari rumah bagi karyawan. "Itu harus diikuti dengan kebijakan bekerja di rumah. Karena kita lihat sekarang, meski sudah dilakukan pengurangan transportasi umum, tapi belum disertai dengan kebijakan berkantor di rumah. Ini untuk ASN maupun pegawai swasta. Akibatnya akan membuat kerumunan baru lagi," jelasnya. Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Pemerintah menggratiskan biaya pemeriksaan COVID-19. Alasannya, pemeriksaan harus dilakukan secara massal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. "MPR menyampaikan pendapatnya agar Pemerintah dapat menggratiskan pemeriksaan virus Corona," kata Bamsoet di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/3). Da menilai perlunya dilakukan pemetaan yang akurat terhadap penyebaran COVID-19. Sehingga dapat dibuat kebijakan strategis yang cepat dan tepat untuk pencegahan dan penanganan virus tersebut. Sebab, dampak yang ditimbulkan sangat berpengaruh kepada perekonomian, dan kesejahteraan rakyat. "Kurangi bersentuhan dan berdekatan dengan orang lain. MPR setuju dengan hal itu. Termasuk kebijakan proses belajar-mengajar dilakukan secara online dan pekerjaan yang dilakukan dari rumah," pungkasnya.(rh/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: