Puluhan WN Cina Masuk Kendari, Tagar Copot Kapolda Sultra Ramai di Twitter

Puluhan WN Cina Masuk Kendari, Tagar Copot Kapolda Sultra Ramai di Twitter

JAKARTA- Desakan online dengan tagar copot Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Merdisyam ramai di jagat twitter semenjak Selasa (17/30) pagi. Musababnya, pernyataan Merdisyam dianggap blunder. Kepada wartawan, dia mengatakan, 49 warga negara Cina yang masuk di pelabuhan Kendari merupakan Tenaga Kerja (TK) lama yang baru tiba dari Jakarta untuk memperpanjang visa. Padahal menurut Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Utara, Sofyan, 49 TKA Cina tersebut baru masuk ke Indonesia. Mereka sempat melakukan transit di Thailan Di tengah wabah virus corona yang kini telah terjangkit sebanyak 134 pasien dan membunuh 5 orang lainnya di Indonesia, masuknya TKA Cina dianggap pelanggaran. Terlebih lagi, pria yang merekam video TKA Cina tersebut ditangkap Polisi. Padahal video tersebut benar adanya. Desakan untuk mencopot Kapolda Sultra banjir di jagat maya. Metizen menilai Kapolda   Video TK Cina yang beredar di media sosial juga ditanggapi oleh Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Laode Ida. Kepada wartawan, La Ode sesalkan sikap Kepolisian Sulawesi Utara yang terkesan membiarkan warg asing masuk Indonesia. Terlebih lagi, warga negara Cina yang merupakan pusat menyebaran corona virus. “Sangat aneh. Padahal covid-19 yang berawal dari Wuhan, Tiongkok dan kemudian merambah ke hampir seluruh penjuru dunia merupakan nyawa manusia yang paling serius hari-hari ini akibat proses penularan dari orang ke orang (human to human),” kata Laode Ida kepada wartawan, di Jakarta, Senin (16/3/2020). Menurut Laode, sejumlah negara besar bukan sekadar memberi warning, melainkan juga menutup pintu untuk masuk warga dari negara sumber covid-19 itu. Tetapi sebaliknya Indonesia malah masih tetap beri karpet merah untuk para buruh asing dari Tiongkok. “Ini, sangat aneh. Yang lebih aneh lagi, diberitakan, Kapolda Sultra justru menyatakan akan memidanakan orang-orang yang memviralkan video TKA Tiongkok yang divideokan tengah berbondong masuk di Bandara Haluoleo Kendari yang akan bekerja pada smelter nikel milik PMA asal Tiongkok yang ada di daratan Sultra dan Sulteng,” kata Laode. Laode menilai sikap Kapolda itu merupakan wujud instrumen negara yang otoriter dan dikendalikan oleh pemodal asing, tak peduli dengan ancaman covid-19 yang mewabah sekarang ini. “Sekali lagi, hal itu merupakan sikap dan kebijakan berwatak arogan – suatu ciri negara otoriter di mana para pejabatnya yang lebih cinta pemodal atau warga asing ketimbang keselamatan jiwa dari warganya sendiri,” tegasnya. (dal/fin)        

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: