Moon Ji Yoon Meninggal karena Sepsis, Apa Itu dan Bagaimana Mengobatinya?
JAKARTA - Aktor Korea Selatan Moon Ji Yoon meninggal dunia pada Rabu (18/3/2020) malam. Pria berusia 36 tahun itu dikabarkan meninggal karena menderita sepsis akut. Sepsis merupakan kondisi gawat darurat yang diderita seseorang yang harus segera mendapat perawatan medis. Sepsis atau keracunan darah atau juga disebut septicaemia adalah komplikasi infeksi atau luka yang berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi karena zat kimia yang masuk ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi memicu respon peradangan di dalam tubuh. Peradangan ini mampu memicu sejumlah perubahan yang dapat merusak berbagai sistem organ, menyebabkan kegagalan organ tubuh. Jika sepsis berkembang menjadi syok septik, tekanan darah turun drastis. Ini dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini paling umum dan berbahaya pada orang dewasa yang lebih tua atau yang sistem imunnya lemah, tapi kondisi ini juga dapat mempengaruhi pasien dalam semua usia. Penyakit ini bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. Gejala sepsis? Ada tiga tahap dalam kondisi ini berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu sepsis, sepsis parah, dan syok septik. Kondisi tersebut bisa terjadi ketika Anda dalam masa pemulihan di rumah sakit, tapi tidak selalu terjadi. Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala di bawah ini. Semakin cepat Anda ditangani, semakin tinggi kemungkinan bertahan. Sepsis Mayo Clinic menyebut ketika Anda didiagnosis kondisi ini, Anda telah mengalami infeksi dan gejala di bawah ini: - Perubahan status kejiwaan. - Angka pertama (atas) atau sistolik dalam pembacaan tekanan darah kurang dari atau sama dengan 100 mm Hg. - Laju pernapasan lebih tinggi dari atau sama dengan 22 napas per menit. - Suhu tubuh di atas 38,3 oC atau di bawah 36 oC Sepsis parah Kondisi ini muncul ketika ada kegagalan organ. Anda harus punya satu atau lebih gejala di bawah ini untuk didiagnosis kondisi ini: - Bercak kulit berubah warna - Pengeluaran urin berkurang drastis - Perubahan mendadak dalam status kejiwaan - Berkurangnya jumlah trombosit - Sulit bernapas - Detak jantung abnormal - Sakit perut - Ketidaksadaran - Kelemahan ekstrim Syok septik Kondisi ini bisa berkembang menjadi syok septik jika ada perubahan tertentu dalam sistem peredaran darah, sel-sel tubuh, dan bagaimana tubuh menggunakan energi menjadi lebih tak normal. Syok septik lebih mungkin menyebabkan kematian daripada sepsis.Untuk didiagnosis dengan syok septik, Anda harus mengalami kemungkinan infeksi atau sudah terinfeksi. Anda juga harus mengalami dua gejala di bawah ini: Kebutuhan akan obat untuk mempertahankan tekanan darah lebih tinggi dari atau sama dengan 65 mm Hg. Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) setelah Anda menerima penggantian cairan yang memadai. Memiliki terlalu banyak asam laktat dalam darah Anda berarti sel-sel Anda tidak menggunakan oksigen dengan baik. Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda. Efek serius sepsis Meskipun kondisi berpotensi mengancam jiwa, kondisi ini berkisar dari ringan hingga berat. Ada tingkat pemulihan yang lebih tinggi dalam kasus ringan. Syok septik mendekati angka kematian 50 persen, menurut Mayo Clinic. Risiko infeksi di masa depan meningkat jika Anda melalui kasus sepsis berat. Sepsis parah dan syok septik juga bisa mengakibatkan komplikasi. Gumpalan darah kecil dapat terbentuk di seluruh tubuh Anda. Gumpalan ini menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital dan bagian lain tubuh Anda. Ini meningkatkan risiko kegagalan organ dan kematian jaringan. Kapan harus pergi ke dokter? Kasus yang paling terjadi, kondisi ini muncul pada orang yang dirawat di rumah sakit atau yang baru dirawat. Orang yang berada dalam perawatan intensif sangat rentan terhadap pengembangan infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kondisi tersebut. Jika Anda mengalami tanda dan gejala kondisi ini setelah operasi atau setelah dirawat di rumah sakit, segera cari perawatan medis. Apa penyebab sepsis? Penyebab sepsis adalah infeksi bakteri, virus atau jamur berkontribusi terhadap sepsis. Kemungkinan termasuk pneumonia, infeksi perut, infeksi ginjal, dan infeksi pembuluh darah. Populasi yang menua juga dipercaya merupakan penyebab kondisi ini. Selain itu, kondisi di mana bakteri kebal terhadap bakteri lain juga dapat mengakibatkan sepsis, yang berarti bahwa beberapa jenis bakteri dapat kebal terhadap efek antibiotik yang dulu bisa membunuh mereka. Penyebab lainnya adalah sistem imun yang melemah, yang mungkin merupakan akibat HIV, pengobatan kanker atau obat transplantasi organ. Apa yang meningkatkan risiko sepsis? Meskipun beberapa orang punya risiko lebih tinggi terkena kondisi ini, siapa saja punya kemungkinan. Faktor risiko sepsis adalah: - Bayi berusia kurang dari satu tahun, terlebih jika lahir secara prematur atau ibunya terkena infeksi saat hamil - Orang berusia lebih dari 75 tahun - Orang dengan diabetes - Memiliki kelemahan sistem imun, seperti mereka yang melalui pengobatan kemoterapi atau yang baru melakukan transplantasi organ tubuh - Perempuan yang baru melahirkan atau baru keguguran - Sedang sakit keras - Memiliki luka atau cedera, misalnya luka bakar - Memiliki alat invasif, misalnya kateter intravena atau selang pernapasan. Bayi baru lahir dan sepsis Sepsis neonatal terjadi ketika bayi Anda mengalami infeksi darah pada bulan-bulan awal kehidupannya. Kondisi ini dibagi berdasarkan waktu infeksi, apakah infeksi tertular selama proses kelahiran atau setelah kelahiran. Berat badan lahir rendah dan bayi prematur lebih rentan terhadap kondisi ini karena sistem kekebalan tubuh mereka belum matang. Meskipun gejala bisa tidak spesifik, gejala bayi dengan sepsis adalah: - Lesu - Tidak menyusui dengan baik - Suhu tubuh rendah - Apnea (pernapasan berhenti sementara) - Demam - Kulit pucat - Muntah - Diare - Kejang - Gelisah - Kulit dan bagian putih mata menguning Kondisi ini masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Namun dengan diagnosis dan perawatan dini, bayi akan pulih dan tak mengalami masalah kesehatan lain. Manula dan sepsis Mengingat sistem imun tubuh manusia menurun seiring dengan bertambahnya umur, manula bisa berisiko terkena kondisi ini. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2006, orang berusia lebih dari 65 tahun mengalami 70 persen kasus sepsis. Selain itu, penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, kanker, tekanan darah tinggi, dan HIV, umumnya ditemukan pada mereka yang mengalami sepsis.Jenis infeksi paling umum yang menyebabkan kondisi tersebut pada lansia adalah respiratori, seperti pneumonia atau genitourinari seperti infeksi saluran kemih. Infeksi lain dapat terjadi dengan kulit yang terinfeksi karena luka tekanan atau robeknya kulit. Kebingungan atau disorientasi adalah gejala umum yang harus diperhatikan ketika mengidentifikasi infeksi pada manula. Bagaimana cara mendiagnosis sepsis? Dokter membutuhkan tes untuk menentukan apakah Anda mengalami sepsis serta mengidentifikasi keparahan infeksi. Pemeriksaan untuk mendiagnosis sepsis adalah: Tes darah Tes darah mungkin merupakan langkah pertama yang Anda butuhkan. Tes darah mampu membantu Anda memeriksa infeksi, masalah penyumbatan, fungsi hati atau ginjal abnormal, berkurangnya jumlah oksigen, ketidakseimbangan mineral bernama elektrolit yang mempengaruhi jumlah air di dalam tubuh dan keasaman darah. Tes laboratorium yang lain Tergantung dari gejala yang Anda rasakan, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan lain, di antaranya: Urin Tes ini dilakukan jika dokter menduga ada infeksi saluran urin. Selain itu, tes ini juga dilakukan untuk mengecek apakah terdapat bakteri di dalam urin. Sekresi luka Jika Anda memiliki luka yang diduga infeksi, menguji sampel sekresi luka dapat membantu menunjukkan jenis antibiotik apa yang paling berhasil. Sekresi pernapasan Jika Anda batuk lendir (sputum), mungkin Anda akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan jenis kuman apa yang menyebabkan infeksi. Tes pencitraan Jika lokasi infeksi tidak jelas, dokter mungkin meminta Anda melakukan tes pencitraan, seperti di bawah ini: X-ray untuk melihat paru-paru. Computed tomography (CT) scan untuk melihat kemungkinan infeksi di dalam usus buntu, pankreas, atau area usus. Ultrasound untuk melihat infeksi di dalam kantong kemih atau ovarium. Magnetic resonance imaging (MRI), yang bisa mengidentifikasi infeksi jaringan lunak adalah yang bisa dilakukan apabila tes di atas tidak mampu membantu menemukan sumber infeksi. Bagaimana cara mengobati sepsis? Perawatan dini dapat meningkatkan peluang Anda untuk selamat dari kondisi tersebut. Orang yang mengalami kondisi ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang ketat di unit perawatan intensif rumah sakit. Jika Anda mengalami sepsis atau syok septik, tindakan penyelamatan hidup mungkin diperlukan untuk menstabilkan fungsi pernapasan dan jantung. Adapun beberapa obat-obatan yang bisa mengatasi sepsis adalah: Antibiotik Apabila Anda mendeteksi sepsis pada tahap awal di mana organ vital belum terkena, Anda boleh menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi di rumah. Dalam situasi ini, Anda bisa berharap untuk pulih seutuhnya. Namun, jika Anda tidak menjalani perawatan apapun, kondisi ini dapat berkembang menjadi syok septik dan bahkan menyebabkan kematian pada akhirnya. Dalam kasus ini, dokter biasanya menggunakan sejumlah obat-obatan untuk mengobati sepsis. Cairan intravena Obat bisa berupa antibiotik lewat infus untuk melawan infeksi, obat vasoactive untuk meningkatkan tekanan darah, insulin untuk menstabilkan gula darah, corticosteroid untuk mengurangi radang, dan obat penghilang rasa sakit.Bila sepsis menjadi parah, cairan infus dalam jumlah besar dan respirator untuk bernapas penting bagi Anda. Dialisis Dialisis mungkin perlu apabila ginjal terkena. Selama dialisis, mesin menggantikan fungsi ginjal seperti menyaring sampah yang berbahaya, garam, dan air berlebihan dari dalam darah. Operasi Dalam beberapa kasus, operasi mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan sumber infeksi, termasuk penyerapan abses bernanah atau pengangkatan jaringan yang terinfeksi. Beberapa obat-obatan lainnya yang mungkin dianjurkan adalah dosis rendah kortikosteroid, insulin untuk membantu mempertahankan kadar gula darah yang stabil, obat-obatan yang memodifikasi respon sistem kekebalan tubuh, dan obat penghilang rasa sakit atau obat penenang. Sumber: Hello Sehat
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: