Penundaan Olimpiade Disambut Baik

Penundaan Olimpiade Disambut Baik

JAKARTA - Teka-teki apakah Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang yang sejatinya bakal bergulir pada Juli 2020, mendatang terjawab sudah. Ya, pesta olahraga multievent paling bergengsi di dunia itu resmi ditunda hingga tahun 2021. Keputusan itu diambil setelah Perdana Meteri Jepang, Shinzo Abe melakukan diskusi dengan presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach. Tak lain, penundaan itu lantaran virus korona atau Covid-19 yang kini tengah menjadi pandemik global. "Setelah pembicaraan teleponnya dengan Presiden IOC Bach, PM Abe berbicara kepada pers dan menjelaskan bahwa keduanya telah sepakat bahwa Olimpiade Tokyo tidak akan dibatalkan, dan pertandingan akan diadakan pada musim panas 2021," tulis akun Twitter, @JPN_PMO, Selasa (24/3) malam. Namun, penundaan Olimpiade 2020 itu banyak pihak yang menyambut baik. Seperti salah satunya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Melalui pernyataan Kemenpora yang dikirimkan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Rabu (25/3) kemarin, terdapat delapan sikap yang dilayangkan Kementerian yang mengurusi bidang olahraga dan pemuda tersebut terhadap penundaan itu.

BACA JUGA: 19 Jadwal Keberangkatan KAI Dibatalkan

"Pertama Kemenpora menghormati sepenuhnya pernyataan bersama IOC dan The Tokyo 2020 Organising Committee. Seperti diketahui, Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo tadi pagi telah mengadakan video conference tentang kepastian Olimpiade Tokyo di tengah merebaknya wabah Covid 19. Dalam pertemuan virtual antara kedua pimpinan tersebut yang penuh keakraban, keduanya menunjukkan sikap keprihatinan atas merebaknya virus tersebut dan banyaknya korban yang jatuh," tulis pernyataan tersebut. "Kedua, Kemenpora juga mengapresiasi sikap kenegarawanan Pimpinan IOC dan Pemerimtah Jepang yang lebih mengutamakan keselamatan seluruh atlet dan semua pihak yang akan terlibat dalam Olimpiade tersebut, sehingga event Olimpiade diusahakan dapat terlaksana paling lambat musim panas tahun depan," tambah pernyataan Kemenpora yang disampaikan Gatot tersebut. Selain itu pada poin ketiga, Gatot mengatakan bahwa Kemenpora mendukung sepenuhnya kesepakatan tersebut yang memastikan bahwa Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung paling lambat tahun depan akan digabung dengan Paralimpik, sehingga akan bernama Olympic and Paralympic Games Tokyo 2020. Terkait poin keempat dan kelima, Kemenpora lebih meminta agar seluruh atlet dan pengurus cabang olahraga (cabor) yang telah melakukan persiapan bisa mengerti kondisi yang terjadi saat ini hingga menyebebakan perhelatan tersebut mengalami penundaan. "Khusus kepada NOC Indonesia, NPC Indonesia dan seluruh Pimpinan Cabor serta para atlet yang sudah cukup lama melakukan persiapan, Kemenpora sepenuhnya percaya bahwa mereka ini tentu sangat memahami, karena penundaan ini tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga seluruh negara di dunia, dan apalagi kerepotannya Pemerintah Jepang," katanya. "Oleh karena itu, Kemenpora berharap mereka ini para atlet khususnya yang sudah dan belum lolos pra olimpiade dan pra paralimpik untuk tetap semangat dlm berlatih dengan pola yang sangat sederhana dan tidak crowded namun dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi akibat masih merebaknya virus Corona," tambahnya.

BACA JUGA: Dunia Panik Corona, Kini Muncul Hanta Virus Penyebaran dari Tikus

Lebih lanjut, pada poin keenam Kemenpora juga meminta kepada pihak-pihak yang kini masih menjalani pemusatan latihan lebih mengutamakan social and physical distance serta menjaga kesehatan sesuai protokol olahraga. Namun, jika terpaksa dengan long distance supervision bisa disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. "Pada poin ketujuh, Kemenpora bersama NOC dan NPC akan segera mereview ulang kebutuhan anggaran yang tersedia karena pemerintah sedang memfokuskan pada penanganan pencegahan merebaknya virus Corona," tutur Gatot. Poin terakhir terkait promosi Inondeisa untuk bidding Olimpiade 2032, Gatot mengatakan bahwa niat pemerintah dalam hal ini Kemenpora bersama NOC tetap tidak akan berubah. "Itulah sebabnya Pemerintah Indonesia dan NOC dalam sikapnya terhadap rencana jadi atau ditundanya Olimpiade Tokyo 2020 berada pada posisi tidak ingin merepotkan IOC dan Pemerintah Jepang serta NOC Jepang plus Tokyo Olympic Games Organizing Committe," tuntasnya. Penundaan itu juga disambut baik oleh Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari. Dalam keterangan tertulisnya, Raja Sapta mengatakan bahwa pihakya mengerti psikologis para atlet yang telah siap bertanding, namun persoalan wabah Covid-19 adalah force major dan kesehatan lebih diutamakan. "Ini kan yang dianggap force major. Pendemik Covid 19 adalah hal yang tidak diinginkan oleh semua negara. Kami percaya IOC mengutamakan pertimbangan kesehatan atlet yang utama," tutur Raja Sapat "Para atlet diharapkan dapat menjaga kesehatannya ditebgah wabah Corona, pasca Olimpiade ditunda. Karena menjaga kesehatan atlet adalah prioritas utama bagi kita," sambung Raja Sapta. Penundaan pesta olahraga empat tahunan terakbar di dunia itu juga disambut baik oleh Presiden AS Donald Trump. Ia mengapresiasai dan mendukung penundaan Olimpiade Tokyo tersebut. "Itu adalah keputusan yang tepat," ujar Trump seperti dikutip NHK. Sebagaimana diketahui, perhelatan yang rencananya diselenggarakan 24 Juli sampai 9 Agustus, ditunda hingga 2021. Penundaan ini dikarena melihat risiko dari pandemi virus Corona yang masih menjadi pekerjaan rumah negara-negara di dunia termasuk Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade. (gie/fin/tgr)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: