Menakutkan! Pada Akhir April, Indonesia Diprediksi Bisa Seperti Wuhan atau Italia

JAKARTA- Para pakar kesehatan memperingatkan bahwa Indonesia akan menjadi episentrum baru pandemi coronavirus. Dikatakan, Indonesia menghadapi lonjakan kasus coronavirus setelah respons pemerintah yang dinilai lambat menutupi skala wabah di negara terpadat keempat di dunia itu. Pada Rabu (25/3), Indonesia telah mencatat 686 kasus, tetapi data ini dilihat sebagai angka yang kecil. Dikarenakan Indonesia memiliki tingkat pengujian yang rendah dan tingkat kematian yang tinggi. Indonesia telah melaporkan 55 kematian dan itu tertinggi di Asia Tenggara. Dilansir Reuters, sebuah studi oleh Pusat Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London yang dirilis pada hari Senin kemarin, memperkirakan bahwa hanya 2% dari infeksi coronavirus di Indonesia telah dilaporkan. Diperkirakan jumlah sebenarnya bisa mencapai 34.300 dan lebih banyak dari Iran. Diperkirakan, bahwa kasus-kasus dapat meningkat pada akhir April hingga bisa mencapai 5 juta orang di Ibu Kota Jakarta. "Kami telah kehilangan kendali, itu telah menyebar di mana-mana," ujar Ascobat Gani, seorang ekonom kesehatan masyarakat kepada Reuters. "Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu", ungkapnya. Namun, pemerintah membantah dan klaim sanggup mengatasi lajunya wabah. "Kami tidak akan seperti itu (Italia dan Cina)," kata juru bicara Pemerintah Achmad Yurianto. "Yang penting adalah kita mengerahkan orang-orang, mereka harus menjaga jarak." katanya. Sistem kesehatan Indonesia dianggap sangat buruk dibandingkan dengan yang ada di negara lain yang terkena dampak virus ini. Negara berpenduduk lebih dari 260 juta orang ini memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit. Itu sekitar 12 tempat tidur per 10.000 orang. Korea Selatan memiliki 115 per 10.000 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada 2017, WHO menemukan Indonesia memiliki empat dokter per 10.000 orang. Italia memiliki 10 kali lebih banyak, berdasarkan per kapita. Korea Selatan memiliki dokter enam kali lebih banyak. Budi Haryanto, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, mengatakan kepada Reuters bahwa "Rumah sakit tidak siap untuk mendukung kasus-kasus potensial. Perawatan akan terbatas." Meskipun hanya ratusan orang yang dirawat di rumah sakit karena coronavirus, sistem kesehatan di Indonesia sudah mulai tegang. Banyak staf kesehatan tidak memiliki peralatan pelindung. Mereka terpaksa mengenakan jas hujan untuk merawat pasien. Sebagai tanda kontrol infeksi yang buruk di rumah sakit dan klinik, bahwa kini terdapat delapan dokter dan satu perawat telah meninggal karena tertular virus corona dari pasien. Salah satu Staf di satu rumah sakit di pinggiran Jakarta, mengatakan, tidak datang bekerja pada hari Selasa kemarin karena kurangnya peralatan pelindung. "Kami membawa topeng kami sendiri, pakaian kami sendiri yang mungkin tidak berkualitas standar," kata dokter itu kepada Reuters yang meminta untuk tidak publikasikan namanya. "Teman-teman saya, satu per satu, tertular virus, "katanya, menahan air mata. (reuters/dal/fin).
Sumber: