Jangan Lengah di Tengah Wabah, 5 Terduga Teroris Ditangkap

Jangan Lengah di Tengah Wabah, 5 Terduga Teroris Ditangkap

JAKARTA - Detasemen Khusus 88 (Densus-88) Polri menangkap empat terduga teroris di Batang, Jawa Tengah. Salah seorang di antaranya tewas ditembak petugas lantaran mencoba melawan dengan samurai. Penangkapan tersebut menambah daftar penangkapan teroris selama Maret 2020 menjadi lima orang. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono membeberkan, keempat terduga teroris ditangkap pada Senin (22/3). Mereka merupakan warga Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Keempatnya berinisial MD, MF, MS, dan yang tewas ditembak adalah MT. Argo melanjutkan, keempat teduga teroris tersebut merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Salah satu terduga teroris yang saat mau dilakukan penangkapan melakukan perlawanan dengan pedang samurai sehingga oleh Densus-88 dilakukan tindakan tegas dan terukur," kata jenderal bintang satu tersebut, Kamis (26/3). Argo mengatakan, jenazah MT telah dibawa pihaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi. Selain menangkap keempat terduga teroris, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti.

BACA JUGA: Gisella Anastasia Acuhkan Imbauan Social Distancing

"Daripada penangkapan tersebut telah disita barang bukti antara lain satu buah samurai, satu buah golok, ada sangkur komando, kemudian ada juga catatan-catatan, dan ada juga jrigen berisi cairan yang sedang dicek, kemudian juga ada 10 bungkus korek api, dan ada 10 resistor dan empat buah handphone dan 24 botol plastik kecil, dan 24 botol berisi cairan," terang Argo. Belum lama ini, pada 11 Maret, Densus-88 meringkus soerang terduga teroris berinisial DP alias AU di Kelurahan Tanjung Gadang, Sungai Penoago Pakayumbuh Bara, Sumatera Barat. DP diduga merupakan anggota JAD Pekanbaru. Rentetan peangkapan teroris di Maret ini, disebut pengamat terorisme Muhammad Syauqilah, lantaran aparat mengedus adanya perencanaan. Hal itu, menurut akademisi Universitas Indonesia ini, nampak dari barang bukti yang diamankan Densus-88. "Intinya ada perencanaan dari temuan yang tadi disampaikan, itu kan ada pendanaan yang berjalan, baik itu dari sisi legal maupun yang dikumpulkan dari satu dengan yang lain. Kalau dilihat dari temuan barang bukti itu dari jaringannya, biasanya," terangnya dihubungi FIN, Kamis (26/3). Di tengah situasi nasional yang tengah disibukkan wabah covid-19, aparat kemanan tidak boleh lengah. Muhammad mengatakan, Densus-88 yang telah diperkuat dengan Undang-undang Tindak Pidana Terorisme dapat melakukan pencegahan dini. "Undang-undang Terorisme yang baru itu kan memberikan kewenangan bagi aparat kemanan untuk melakukan penegakan hukum dalam konteks dia merencanakan saja sudah kena. Saya tidak berkomentar apakah ini berkaitan dengan kelompok sebelumnya. Tapi karena kelompok ini sendirikan dari JAD, ini kan berafiliasi dengan ISIS. Sebetulnya kalau dikaitkan dengan 2018, 2019 itu kan sebetulnya kelanjutan dari apa yang mereka lakukan pasca ISISnya runtuh," katanya. Muhammad melanjutkan, jaringan JAD yang terlifiasi dengan organisasi terorsime Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini mengalami perubahan pascajatuhnya Abu Bakar Albaghdady di Irak. Mereka kini, sambung Muhammad, secara masif menyebarkan narasi khilafah di dunia Maya. "Jadi kalau diperhatkan di media sosial atau di media-media yang tidak bisa di-take down oleh aparat penegak hukum, misalnya telegram, justru mereka masih bermain narasi bahwasannya mereka masih kuat, tapi memang dalam konteks pascajatuhnya isis sebetulnya ini adalah online khilafah, jadi online khilafah mereka mempunyai struktur komunikasi yang mereka bayangkan itu adalah khilafah secara online," imbuhnya.(irf/gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: