Garut Dikepung Zona Merah

Garut Dikepung Zona Merah

GARUT KOTA – Bupati Garut H Rudy Gunawan mengaku terus berusaha melakukan berbagai langkah-langkah preventif mencegah penularan Covid-19 atau virus corona di Garut. Tindakan ini dilakukan karena saat ini Garut dikelilingi daerah-daerah yang sudah masuk zona merah penyebaran virus corona, seperti Bandung dan Kota Tasikmalaya. “Untuk Garut memang belum ada yang positif, tetapi kita dikepung zona merah. Jadi kita terus waspada,” ujar Rudy kepada wartawan di Pendopo Garut Kamis (26/3). Untuk Kabupaten Garut, pihaknya baru melakukan pemantauan terhadap warganya yang baru pulang dari wilayah yang pandemi corona. Untuk data saat ini, orang dalam pengawasan (ODP) di Kabupaten Garut setiap harinya meningkat. Sampai kemarin, ditemukan sebanyak 332 kasus, terdiri dari 11 kasus PDP dan 321 ODP. “Untuk yang postif belum ada. Mudah-mudahan tidak ada,” ujarnya. Rudy pun mengajak wartawan ikut melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan rapid test. “Nanti wartawan bakal ada (pengecekan) rapid test. Alatnya ada nanti dari pembangian Gubernur dan pemerintah pusat. Ada juga dari yayasan, kalau tidak ada halangan nanti Jumat (hari ini, Red),” katanya. Menurut dia, rapid test bantuan dari pemerintah pusat selain untuk jurnalis juga anggota TNI, Polri, anggota dewan dan paramedis. Semuanya merupakan garda terdepan di Garut terkait penanganan virus corona. “Kan kita tidak tahu ketika tugas di suatu tempat ada orang yang OPD (orang dalam pengawasan) lalu terpapar. Nanti kita prioritaskan petugas yang bekerja di lapangan, untuk teknisnya kita bakal rapatkan di forum Forkopimda,” ucapnya. Terpisah, Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak panik, meski jumlah kasus dugaan Covid-19 setiap harinya mengalami peningkatan. “Intinya jangan panik, banyak berdoa, berdzikir, mengaji dan untuk anak-anak pelajar agar senantiasa memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar di rumah diisi dengan hal-hal yang positif, jangan ada aktivitas di luar rumah,” terangnya. Selain itu, dirinya juga meminta masyarakat menghindari kegiatan yang mendatangkan banyak orang, baik di kantor, perjalanan atau pun kegiatan lainnya. “Kalau mau belanja mendingan secara online saja, mau olahraga di rumah saja,” terangnya. Ketua DPRD Kabupaten Garut Euis Ida Wartiah siap mendukung langkah Pemkab untuk optimalisasi pencegahan penyebaran virus corona di Kabupaten Garut. Menurutnya, pemerintah bisa menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) yang telah disediakan. Kata Euis, DPRD Garut belum menerima pengajuan tambahan alokasi dana BTT khusus mitigasi penyebaran virus corona dari Pemkab Garut. “Bupati baru mengeluarkan Rp 3 miliar. Apabila (ada ajuan, Red) Rp 5 miliar lebih kita setujui, walaupun Rp 25 miliar untuk pencegahan corona (jika diperlukan, Red) kita siap (menyetujui, Red), karena kesehatan itu lebih penting,” katanya. Kata dia, jikamasa tanggap darurat Covid-19 diperpanjang, maka penyediaan logistik dan kebutuhan masyarakat harus benar-benar diperhatikan. “Selama 14 hari ini kita lihat tukang becak, pedagang gorang-goreng, delman tidak laku. Maka kita minta kesediaan pangan oleh bupati, mungkin pa bupati (bisa menyediakan, Red) tahap dua,” tambahnya. Ditanya soal rapid test, dirinya pun telah mendorong agar daerah segera melakukan itu dengan skala prioritas sebagaimana instruksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Kabupaten Garut belum ada yang positif, maka kita fokuskan ke pencegahan,” pungkasnya. (yna)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: