GELOMBANG KEDUA HANTUI CINA

GELOMBANG KEDUA HANTUI CINA

BEIJING - Apa kabar Wuhan, Apa kabar Cina? Tentu kabar yang tersaji di media sosial banyak yang menyebut kota ini mulai kondusif, seiring dengan penurunan jumlah pasien penderita Virus Corona (Covid-19) mulai menurun tajam. Tapi tak semuanya informasi dan sajian itu seutuhnya benar. Pasalnya, di negara Tirai Bambu itu masih terdapat pertambahan kasus infeksi Virus Corona yang berasal dari penularan luar negeri memunculkan risiko gelombang kedua wabah itu. [caption id="attachment_448185" align="alignleft" width="696"] FOTO: NOEL CELIS/AFP[/caption] ”Tercatat sebanyak 693 kasus akumulatif yang masuk ke Cina dari luar negeri, yang berarti kemungkinan babak baru infeksi masih relatif besar,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, Mi Feng, pada Minggu (29/3). Selama tujuh hari terakhir, dilaporkan sebanyak 313 kasus impor terjadi di Cina, sedangkan hanya enam kasus di antaranya yang muncul akibat penularan lokal. Sebanyak 45 kasus baru muncul pada Sabtu (28/3), turun dari hari sebelumnya yang tercatat 54 kasus. Kasus baru itu melibatkan pasien dengan riwayat perjalanan dari luar Cina, yang kebanyakan merupakan orang Cina yang baru kembali dari luar negeri. [caption id="attachment_448180" align="alignleft" width="696"] FOTO: NOEL CELIS / AFP[/caption] Maskapai penerbangan diperintahkan untuk memangkas penerbangan internasional mulai hari ini. Pembatasan masuk bagi orang asing telah diterapkan sejak satu hari sebelumnya. Sementara lima kasus berujung kematian dilaporkan pada Sabtu, semuanya berlokasi di Wuhan, Provinsi Hubei, pusat wabah di negara itu. Namun dalam kurun waktu 10 hari terakhir hanya ada satu kasus baru terjadi di sana. Adapun kasus Corona akibat penularan lokal terjadi di Provinsi Henan, yang berbatasan dengan Hubei. Seiring dengan pencabutan pembatasan transportasi di wilayah provinsi Hubei, kota Wuhan juga mulai membuka perbatasan dan mengoperasikan kembali layanan transportasi lokal secara bertahap. ”Sudah jauh lebih baik saat ini, padahal sebelumnya sempat sangat panik. Ketika itu tidak ada orang di jalan. Tidak ada apa pun. Situasi epidemik sangat menyeramkan. Sekarang, semua sudah tertangani. Sangat bagus, kan?” ujar Hu, seorang warga Wuhan. Kondisi Cina memang ditandai dengan membaiknya kondisi di sejumlah wilayah. Bahkan tempat-tempat wisata pun sudah mulai dibuka, seperti Museum Prajurit Terakota peninggalan Qinshihuang, dinasti pertama Cina, di Kota Xi'an. Museum ini kembali dibuka untuk umum setelah ditutup lebih dari dua bulan akibat berjangkitnya wabah Covid-19. Wisatawan sudah boleh memesan tiket objek wisata peninggalan pendiri China yang hidup pada era 221-206 sebelum Masehi yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh UNESCO itu. Namun untuk pemandu hanya tersedia versi audio otomatis, tidak seperti biasanya terdapat banyak pemandu wisata di pintu masuk yang menawarkan jasa. Hanya 8.000 pengunjung yang boleh mengunjungi situs yang berada di Ibu Kota Provinsi Shaanxi itu setiap hari, namun rombongan wisatawan termasuk dalam pengecualian, demikian pernyataan dinas pariwisata setempat yang beredar di media lokal. [caption id="attachment_448181" align="alignleft" width="696"] FOTO: HECTOR RETAMAL/AFP[/caption] Di situs yang berjarak sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Xi'an itu tersimpan sedikitnya 8.000 unit patung prajurit era Dinasti Qin. Sekitar 6.000 patung seukuran orang dewasa yang terbuat dari tanah liat itu tersimpan di pit pertama, sedangkan 2.000 sisanya di pit kedua. Dalam satu tahun, Patung Prajurit Terakota itu dikunjungi sekitar 8,2 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.   Xi'an yang merupakan Ibu Kota Cina kuno tersebut merupakan salah satu tujuan wisata internasional di daratan Tiongkok selain Beijing dan Shanghai. Beberapa hari sebelumnya, Tembok Besar sektor Badaling di Beijing juga dibuka untuk umum setelah ditutup lebih dari dua bulan akibat virus yang telah membunuh ribuan warga Cina itu. Demikian pula dengan Disneyland di Shanghai. (fin/ful)  

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: