Lockdown Bikin India Kacau, Perdana Menteri Minta Maaf ke Rakyat Miskin

Lockdown Bikin India Kacau, Perdana Menteri Minta Maaf ke Rakyat Miskin

NEW DELHI- Perdana Menteri India Narendra Modi meminta maaf kepada jutaan warganya usai mengeluarkan kebijakan total lockdown 21 hari di negara tersebut. Kebijakan tersebut dilakukan demi membendung Covid-19 menuai gejolak di masyarakat. Alhasil jutaan warganya melakukan migrasi besar-besaran menuju area yang lebih aman. "Saya meminta maaf kepada rakyatku semua, khususnya warga miskin. Ini tidak seperti yang kami bayangkan," ujarnya dalam siaran radio setempat, Minggu (29/3). Setelah dilakukan lockdown per Selasa (24/3) sampai 21 hari ke depan. India mengalami kepanikan massal. Di New Delhi, beberapa bus masih beroperasi tapi mereka wajib mendapat izin pemerintah untuk mengambil penuimpang. Di tempat lain, polisi dan paramiliter menghentikan kendaraan pribadi yang melintas antar negara bagian. Dampak dari sangat terbatasnya transportasi umum, para pekerja migran memilih pulang jalan kaki. Dilansir dari Reuters, ribuan orang berjalan jauh pulang ke desanya. Mereka juga hanya membawa sedikit uang, pakain dan makanan, karena restoran serta rumah makan tutup di sepanjang jalan. Masyarakat di ibu kota India New Delhi dan Mumbai terjadi panic buying. Warga mulai berbondong-bondong berbelanja. Mereka mulai memenuhi toko hingga apotek lantaran kekhawatiran kekurangan pasokan, terutama bahan pokok. Negari Bollywood kini menghadapi masalah yang lebih pelik. Pelayanan dan rumah sakit pun ikut terkena dampaknya, dengan menipisnya stok masker N-95 serta Alat Pelindung Diri (APD). Kendati telah meminta maaf, kebijakan lockdown masih diterapkan sebagai alasan keamanan nasional. "Langkah-langkah lockdown, yang diambil sejauh ini akan memberi India kemenangan melawan korona," ujarnya. Jumlah kasus virus korona di India naik menjadi 979 kasus dengan 25 orang meninggal dunia. Pemerintah mengumumkan rencana stimulus ekonomi USD 22,6 miliar untuk menyedikan uang tunai dan pemberian makanan kepada warga miskin. Dalam sebuah opininya di Koran Indian Express, dua pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2019, Abhijit Banerjee dan Esther Duflo mengatakan, kebijakan stimulus kepada warga miskin perlu ditambah lagi. "Tanpa itu, krisis permintaan akan menjadi bola salju ekonomi, dan orang-orang tidak punya pilihan," tulis mereka di Indian Express. Upaya lockdown makin menjerumuskan India dalam resesi. Keduanya memperkirakan ekonomi India sudah merosot ke tingkat terendah dalam enam tahun. (fin/tgr)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: