Berhentilah 'Cocokologi' Corona dengan Ayat Alquran
VIRUS corona pertama kali diperkenalkan oleh Cina pada Desember 2019. Kini telah terjangkit di lebih dari 100 negara di dunia dengan ratusan ribu korban dan puluhan ribu jumlah kematian. Kebijakan yang diambil semua negara di dunia saat ini adalah kurangi bepergian atau tetap di rumah serta menjaga jarak sosial. Namun, belakangan virus corona ini dihubung-hubungkan dengan Alquran. Yang mana dalam surah Al Ahzab ayat 33 yang memerintahkan untuk berada di rumah. Berikut bunyi ayatnya: Wa qorna fi buyutikunna wa la tabarrajna tabarrujal jahiliyyatil ula wa aqimnash sholata wa atinaz zakata wa athiqnallaha wa rasulahu, innama yuridullahu liyudzhiba 'ankumurrijza ahlal baiti wayuthohhirakum tadhhira. Artinya, "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu, dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Buya Yahya mengatakan, ayat tersebut bukan merupakan ayat tentang anjuran berada di rumah sebab ada virus corona. Itu merupakan ayat yang ditujukan kepada Istri-istri nabi agar tetap berada du rumah. Sebab cermin wanita salih adalah wanita yang berada di rumah. "Qorro dari ayat itu, bukan dari kata qorona. Itu qorrna dinisbatkan kepada Istri-Istri nabi dan wanita salih semuanya. Bahwa wanita mulia adalah wanita qorrna, artinya tinggal di rumah, bukan qorona." Ujar Buya melalu video singkat di akun instgramnya. Sebelum ad virus corona, ayat ini telah berlaku pada wanita-wanita muslim. Bahwa tetaplah berada di rumah. Bukan karena Corona, namun karena wanita adalah aurat. "Jadi sebelum ada virus corona, ayat ini sudah berlaku kepada wanita bahwa jangan keluar rumah. Tetap di rumah karena itu prinsip wanita solehah." Ujar Buya. "Ketahuilah, kalau anda pelajari Alquran bukan seperti anda buka terjemahan dan lain sebagainya. Cari penjelasan para ulama, jangan merekah begitu tidak," kata Buya. Dia mengatakan, memahami Alquran itu kembali ke ahlinya. Yakni alim ulama. Sebab Alquran adalah qalam Allah. "Jadi harus dikembalikan kepada ahlinya. Ahli bahasa dulu. Ahli tafsir, jangan anda seenaknya sendiri buka terjemahan lalu anda memutuskan," ungkapnya. "Bukan malah ketemu lafaz yang sama kemudian cocokan. Alquran itu qalam Allah." Pungkas Buya. (dal/fin)
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: