Pemulung Numpuk di Trotoar

fin.co.id - 23/04/2020, 15:51 WIB

Pemulung Numpuk di Trotoar

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

PALEMBANG - Beberapa waktu belakangan hampir setiap ruas jalan protokol di Metropolis dipadati banyak pemulung, bahkan diduga jadi modus baru peminta-minta di tengah pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Kendati tak bisa dipungkiri, kini memang banyak muncul warga miskin baru karena tidak bisa bekerja.

Pantauan Sumatera Ekspres, memang pemulung ini banyak terlihat memenuhi jalan protokol seperti sepanjang Jl Kol H Barlian dari Km 8 hingga Km 5. Saat ada mobil pribadi yang setop dan memberikan makanan, mereka akan berkerumun meminta bantuan. “Kami nunggu di jalan ini (Jl Kol H Barlian), ada mobil pribadi yang biasa bagi-bagi makanan jelang siang hari. Kalau Jumat banyak pemulung numpuk di sejumlah titik-titik jalan ini. Jaraknya tidak jauh,” tutur salah satu pemulung, kemarin.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palembang Heri Aprian melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Elvis, mengakui, jika jumlah pemulung di jalanan kian meningkat khususnya beberapa titik jalan protokol. Yang terpantau, kumpulan pemulung dan sejenisnya ini banyak terlihat di Jl Kapten A Rivai sampai Jl Tasik, Jl dr Cipto sampai PHB, Jl Demang Lebar Daun, Jl Kol H Barlian, dan lainnya.

"Kami kewalahan, jumlahnya makin banyak apalagi ditambah kondisi Covid-19 ini. Ssementara petugas dari tim penjangkauan terbatas. Hanya ada dua tim mobil, masing-masing berisi 7 orang dan 5 tim sepeda motor," terangnya, kemarin. Peningkatan jumlah pemulung atau anak jalanan, katanya, bukan karena mau masuk Ramadan, tapi dampak Covid-19, apalagi banyak bantuan pribadi dan spontan yang diberikan di jalan-jalan.

"Ini jadi semacam modus baru juga, karena kalau kita survei itu ada yang pemulungnya baru terlihat. Karungnya baru atau yang isi gerobak atau karungnya hanya satu-dua lembar koran," ujarnya. Belum lagi juga ada modus yang jual tisu kemudian meminta-minta. "Kita sulit juga kalau yang begini, dilema mau ditertibkan karena bisa jadi ini miskin baru terdampak Covid-19. Mereka mau cari makan ya susah juga," katanya.

Padahal, lanjutnya, untuk bantuan sembako dari pemerintah sudah dipastikan tak diberikan di jalan-jalan, tapi langsung ke rumah-rumah (by name by address), tapi bagi orang pribadi mungkin masih ada yang memberikan ke jalan-jalan. "Mereka ini kadang pintar juga. Kalau jam-jam tim penjangkauan patroli mereka tidak ada, kalau sudah lewat mereka kembali lagi," imbuhnya. Pemulung ini dipastikan juga bukan berasal dari luar Palembang atau eksodus, tapi warga asli. "Kebanyakan warga Seberang Ulu (SU)," tambahnya. (cj10/fad/ce1)

Admin
Penulis