Awal Mei, Hujan Buatan di Daerah Karhutla

Awal Mei, Hujan Buatan di Daerah Karhutla

JAKARTA - Hujan buatan akan mengguyur daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hujan buatan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan mulai dilakukan pada awal Mei 2020. Hujan buatan akan fokus di area gambut. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan guna menyikapi eskalasi karhutla di lahan gambut, Pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melakukan TMC berupa hujan buatan pada awal Mei. Langkan itu dilakukan dengan mempertimbangkan prediksi BMKG yang saat itu masih tersedia potensi bibit awan, sedangkan mendekati bulan Juni curah hujan akan mengalami penurunan. Dikatakannya, kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.

BACA JUGA: Kasus COVID-19 di Bogor, Depok, dan Bekasi Juga Menurun

“Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/4). Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono menegaskan dalam upaya pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak. Tidak hanya dari Pemerintah Pusat dan daerah, tapi juga korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi. “Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir, sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla," ujarnya. Sedangkan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman menyebut sampai saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops senantiasa siaga melakukan pencegahan dan pemadaman. “Selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan water bombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter, dengan air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam," katanya. Ditambahkan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah mengatakan pihaknya telah menyurati 15 gubernur dan 31 bupati/walikota untuk mendorong dilakukannya pembasahan lahan untuk mencegah karhutla. Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah ditumpukkan dengan peta titik api serta peta kelembaban tanah.

BACA JUGA: PSBB Kabupaten Tangerang Diperpanjang, Pelanggar Bakal Ditindak Tegas

Dijelaskannya, sebagai upaya pencegahan karhutla pada musim kemarau yang akan segera datang ada beberapa upaya yang harus segera dilakukan. "Menyusun rencana aksi bersama antara kementerian dan lembaga, lalu pelaksanaan TMC pada awal bulan Mei berkoordinasi dengan BPPT, BMKG dan TNI," ujarnya. Selain itu, langkah lainnya adalah pembasahan gambut dan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19 selama masa pandemi. Berdasarkan data Satelit Terra/Aqua (NASA) Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen perbandingan total jumlah titik panas tahun 2019 dan 2020. Pada 1 Januari sampai dengan 27 April 2020, ditemukan 746 titik. Sedangkan periode yang sama pada 2019 jumlah titik panas sebanyak 1.186. "Ada penurunan titik panas sebanyak 440 titik atau 37,10 persen," katanya.(gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: